Bagikan:

JAKARTA – Kebijakan tarif baru dari Presiden AS Donald Trump diperkirakan dapat merugikan para produsen peralatan semikonduktor asal Amerika Serikat hingga lebih dari 1 miliar dolar AS per tahun (Rp16,6 triliun). Ini diketahui, menurut estimasi industri yang dibahas bersama pejabat dan anggota parlemen di Washington pekan lalu.  

Tiga perusahaan terbesar di sektor peralatan chip—Applied Materials, Lam Research, dan KLA Corporation—masing-masing diperkirakan akan mengalami kerugian sekitar 350 juta dolar AS per tahun (Rp5.8 triliun) akibat tarif tersebut, kata para sumber. Sementara itu, perusahaan-perusahaan yang lebih kecil seperti Onto Innovation juga disebut-sebut akan menghadapi biaya tambahan hingga puluhan juta dolar.

Kerugian besar yang diperkirakan ini mencakup pendapatan yang hilang dari penjualan peralatan chip yang lebih sederhana ke pasar luar negeri, biaya untuk mencari pemasok alternatif bagi komponen-komponen kompleks alat produksi chip, serta biaya kepatuhan terhadap tarif baru, termasuk merekrut staf tambahan untuk menangani kerumitan aturan.

Sebelumnya, industri semikonduktor AS juga telah kehilangan miliaran dolar dalam pendapatan menyusul kebijakan ekspor era Presiden Joe Biden yang membatasi pengiriman peralatan manufaktur chip canggih ke perusahaan-perusahaan asal China, sebagai bagian dari upaya membatasi kemampuan teknologi China di bidang militer dan kecerdasan buatan.

Kini, pemerintahan Trump tengah mempertimbangkan untuk memberlakukan tarif tambahan terhadap impor peralatan chip sebagai bagian dari dorongan untuk memperkuat sektor manufaktur dalam negeri. Pada Senin lalu, pemerintahan tersebut memulai penyelidikan terhadap impor industri chip sebagai langkah awal menuju pengenaan tarif lebih lanjut.

Diskusi antara para eksekutif industri chip dan pejabat pemerintah, termasuk dari SEMI, organisasi perdagangan internasional di sektor semikonduktor, berlangsung selama beberapa hari di Washington. Ini menjadi bagian dari dialog berkelanjutan untuk mengukur dampak kebijakan baru terhadap pelaku industri.

Perusahaan Applied Materials menolak memberikan komentar, sementara KLA dan Lam Research juga menolak permintaan wawancara.

Perkiraan kerugian awal sebesar 350 juta dolar AS per perusahaan masih dapat berubah tergantung pada bentuk akhir kebijakan tarif yang diterapkan. Perhitungan yang pasti sulit dilakukan karena peralatan manufaktur chip terdiri dari ribuan komponen berbeda, dan skema tarif yang akan diberlakukan belum sepenuhnya jelas.

Sebagai informasi, pemerintahan Biden sebelumnya menerapkan pembatasan ekspor selama lebih dari tiga tahun terhadap industri chip China untuk menghambat produksi semikonduktor canggih yang dapat digunakan dalam teknologi militer atau kecerdasan buatan—yang dinilai berpotensi membahayakan keamanan nasional Amerika Serikat.

Namun kini, dengan kebijakan tarif baru dari pemerintahan Trump, perusahaan-perusahaan teknologi AS justru menghadapi tantangan besar dalam menjaga daya saing global mereka, di tengah persaingan yang semakin ketat dengan pemain dari Asia dan Eropa.