Bagikan:

JAKARTA - Perseteruan antara Baim Wong dan Paula Verhoeven semakin memanas di tengah proses perceraian mereka. Baru-baru ini, sebuah video yang diunggah oleh Paula Verhoeven menjadi sorotan publik.

Dalam video tersebut, terdengar tangisan anak mereka yang meminta ibunya menjauh, karena takut dimarahi oleh Baim Wong.

Menanggapi video yang beredar, Baim Wong membantah tudingan sengaja mendoktrin anak-anak untuk membenci Paula. Baim menuduh Paula bersikap manipulatif usai membagikan video tersebut di Instagram. 

Dalam pernyataannya, Baim Wong menegaskan memiliki bukti yang dapat membuktikan bahwa ia selalu berusaha menjaga hubungan anak-anaknya dengan sang ibu.

"Saya akan buktikan, dan saya akan kasih ke kalian buktinya. Kenapa? Dia manipulatif semuanya dengan bilang (begitu)," ujar Baim Wong di Pengadilan Agama Jakarta Selatan pada Rabu, 12 Maret.

Baim juga mengklaim ia selalu berusaha agar anak-anak mereka tetap bisa bertemu dengan Paula. Ia merasa bahwa video yang dipublikasikan Paula tidak mencerminkan kondisi sebenarnya.    

Pernyataan Baim Wong yang menuduh Paula Verhoeven sebagai sosok manipulatif turut mendapat perhatian dari psikolog Lita Gading. Lita memperingatkan Baim agar lebih berhati-hati dalam berbicara, terutama istilah manipulatif memiliki makna psikologis yang mendalam.

"Baim Wong menggiring opini bahwa Paula Verhoeven manipulatif. Baim, hati-hati kamu bicara," ujar Lita, dikutip VOI dari akun TikTok @litagading5 pada Sabtu, 15 Maret.

Lita menjelaskan manipulatif merupakan perilaku yang bertujuan untuk mempengaruhi orang lain dengan cara yang licik. Dalam dunia psikologi, sifat manipulatif dapat dikategorikan sebagai gangguan kejiwaan.

"Istilah manipulatif itu menggiring orang atau sikap orang untuk mempengaruhi dengan cara yang licik. Manipulatif itu bisa menjadi gangguan jiwa. Anda (Baim Wong) menggiring opini masyarakat ke sana," jelasnya.    

Lebih lanjut, Lita Gading menyoroti dampak tuduhan tersebut terhadap hak asuh anak dalam persidangan perceraian. Menurutnya, jika seseorang terbukti memiliki gangguan kejiwaan, maka hal itu dapat melemahkan hak asuh sebagai orang tua.

"Jadi Anda (Baim) jangan sampai menggiring opini ke hal-hal gangguan jiwa," tegas Lita.

Ia juga menjelaskan bahwa ada dua faktor utama yang dapat mempengaruhi hak asuh anak dalam persidangan. Pertama, gangguan kejiwaan yang bisa berupa gangguan kepribadian atau gangguan klinis lainnya. Namun, kondisi ini harus dibuktikan melalui tes psikologis. Kedua, tuduhan perselingkuhan, yang juga harus disertai dengan bukti kuat dalam persidangan.

Dalam kasus ini, Lita menyoroti  Baim Wong yang menuduh Paula berselingkuh harus mampu membuktikan tuduhannya secara hukum, bukan hanya sekadar menggiring opini publik untuk melemahkan posisi Paula.

Terkait tudingan Baim Wong yang menyebut Paula manipulatif, Lita Gading menilai bahwa tuduhan tersebut tidak berdasar. 

"Jadi misalnya tidak didampingi orang-orang yang tidak mengerti kejiwaan, ini tidak adil. Jangan sekali-kali menggiring Paula manipulatif. Ini enggak adil. Saya akan kawal kasus ini," tandasnya.

Lita mengatakan jika Baim ingin membuktikan tuduhan perselingkuhan terhadap Paula, maka ia harus melakukannya dengan cara yang benar dan adil.

"Dia (Paula) punya hak bicara, punya hak dalam pengasuhan anak. Jadi jika Anda menuduh Paula selingkuh, Anda buktikan perselingkuhan itu dengan cara yang benar-benar adil." pungkasnya.