Bagikan:

JAKARTA - Menteri Kebudayaan, Fadli Zon mengapresiasi dedikasi NU dalam bidang pendidikan dan kebudayaan. "Melalui jaringan Pendidikan yang dimiliknya, NU menjadi agen transformasi sosial dan kultural, mencetak generasi yang tidak hanya berilmu, tetapi juga berbudaya dan berakhlak mulia," ungkapnya dalam sambutannya pada Malam Anugerah Pendidikan Nahdlatul Ulama di Hotel Bidakara, Jakarta, Rabu 22 Januari 2025.

Kongres Pendidikan NU tahun 2025 ini adalah yang pertama kalinya digelar terkait Hari Lahir ke-102 NU. Dewasa ini NU mengelola sekitar 13.000 lembaga Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), 26.000 pesantren, dan 15.000 sekolah serta madrasah.

Menurut Menteri Fadli kongres adalah momentum dalam menjaga nilai-nilai Islam melalui pendidikan. Islam sebagai Rahmatan lil 'Alamin tak hanya menjadi suluh bagi umat, tapi juga memberi cahaya bagi kebudayaan dan peradaban bangsa Indonesia.

Dalam kesempatan ini Menteri Fadli mengungkapkan Kementerian Kebudayaan mengelola salah satu museum bertemakan budaya Islam, yaitu Museum Islam Indonesia Kyai Haji Hasyim Asy'ari di Tebuireng, Jombang. Revitalisasi museum tersebut akan diselesaikan dalam waktu dekat, agar segera menjadi sebuah museum yang representatif. Termasuk bagaimana storytelling narasi sejarah masuknya Islam ke Indonesia, perkembangan Islam, dan lahirnya Nahdlatul Ulama sebagai bagian dari perjuangan Kyai Haji Hasyim Asy'ari dan juga tokoh-tokoh ulama di Indonesia. 

Menteri Fadli menjelaskan bahwa hal itu merupakakan salah upaya Kementerian Kebudayaan untuk menghidupkan narasi peradaban Islam di Indonesia. Menurutnya, Indonesia yang mayoritas berpenduduk Muslim, tapi belum mempunyai museum yang berkelas, seperti misalnya Museum of Islamic Arts di Qatar. "Kita ingin juga hadir museum-museum yang menggambarkan peradaban Islam dan ekspresi seni budaya Islam di Indonesia yang sebenarnya sangat beragam dan sangat banyak," ungkap Menteri Kebudayaan.

"Kementerian kebudayaan ingin terus bekerja sama dengan Nahdlatul Ulama, terutama di dalam mengembangkan budaya dan peradaban Islam di Indonesia. Semoga Nahdlatul Ulama maju dan kita semakin berkolaborasi di dalam memajukan kebudayaan Indonesia," tutup Menteri Fadli yang disambut meriah oleh para peserta, dan setelahnya turut diminta untuk menyerahkan penghargaan bagi peraih kategori Pendidikan Usia Dini.

Ketua Pelaksana Kongres Pendidikan NU 2025, H. Imron Rosyadi Hamid pada pembukaan kegiatan mengatakan bahwa tema Kongres Pendidikan NU 2025 adalah Transformasi Pendidikan Menuju Indonesia Emas Tahun 2045 dan Kemaslahatan Umat Manusia. "Kongres Pendidikan ini menjadi momentum strategis merefleksikan perjalanan pendidikan di bawah naungan NU," ujarnya.

Malam Anugerah Pendidikan dimulai dengan sambutan dari Ulil Absar, ketua Tim 7 selaku Dewan Juri yang menyampaikan 22 nominasi pemenang penghargaan, mencakup berbagai bidang pada tingkat PAUD, lembaga dan tokoh-tokoh pendidikan berjasa di tingkat sekolah menengah, penghargaan bagi para dosen-dosen dan ilmuwan hubungan perguruan tinggi Nahdlatul Ulama, dan juga penghargaan bagi para pendidik dan sosok yang berjasa dalam pendidikan pesantren.

Kongres Pendidikan NU 2025 diikuti oleh 300 orang yang terdiri dari perwakilan sekolah-sekolah di bawah naungan NU, mulai dari jenjang Pendidikan Usia Dini (Paud), Madrasah, Pondok Pesantren, dan Lembaga Pendidikan Tinggi (LPT) NU. Pada Malam Anugerah Pendidikan NU ini diumumkan peraih penghargaan untuk kategori lembaga pendidikan terbaik dan kategori tokoh inspiratif dalam dunia pendidikan, mulai dari Aceh hingga Papua.