Disebarkan Lewat Gigitan Serangga, Apa itu Penyakit Arbovirus?
Ilustrasi serangga penyebar arbovirus (foto: pixabay/katka451)

Bagikan:

YOGYAKARTA – Penyakit arbovirus termasuk salah satu masalah kesehatan global yang sering menimbulkan kejadian luar biasa (KLB) dengan jumlah kasus kematian yang tinggi. Seorang manusia bisa terjangkit arbovirus bila terkena gigitan serangga yang terinfeksi virus seperti nyamuk dan kutu. Lantas, apa itu penyakit arbovirus?

Apa itu Penyakit Arbovirus?

Menyadur laman resmi Departemen Kesehatan New York, penyakit arbovirus adalah infeksi virus akut yang disebabkan oleh gigitan arthropoda (serangga) yang terinfeksi seperti nyamuk dan kutu.

Kasus arbovirus biasanya meningkat pada bulan-bulan cuaca hangat, ketika nyamuk dan kutu sedang aktif.

Contoh infeksi virus yang dikategorikan sebagai penyakit arbovirus yakni demam berdarah, Japanese enchepalitis, chikungunya, infeksi virus zika, dan demam kuning.

Penyakit lain yang disebarkan melalui gigitan serangga terinfeksi namun bukan infeksi virus, seperti penyakit Lyme yang merupakan infeksi bateri, dan babesiosis yang merupakan infeksi parasite, tidak termasuk arbovirus.

Apa Saja Gejala Penyakit Arbovirus?

Sebagian besar kasus infeksi arbovirus tidak menunjukkan gejala signifikan. Jika pun ada, biasanya gejala yang muncul cukup ringan seperti demam, sakit kepala, nyeri otot atau sendi, dan ruam kulit. Gejala tersebut dapat sembuh tanpa masalah kesehatan yang serius.

Gejala penyakit arbovirus biasanya muncul 3 hingga 14 hari setelah gigitan nyamuk atau kutu yang terinfeksi virus. Akan tetapi, munculnya gejala dapat bervariasi tergantung pada jenis virus yang menginfeksi manusia.

Dikutip dari laman Medical News Today, karakteristik dan gejala klinis penyakit arbovirus dibagi menjadi dua sub kelompok, yakni neuroinvasive (menyerang sistem saraf) dan non-neuroinvasif (tidak menginfeksi sistem saraf).

Pada infeksi arbovirus yang bersifat neuroinvasif, gejala yang muncul yakni demam mendadak yang disertai:

  • Sakit kepala
  • Leher kaku
  • Nyeri otot
  • Kebingunan atau disorientasi
  • Kelemahan pada lengan dan kaki
  • Kejang

Sementara pada infeksi arbovirus non-neuroinvasif, gejala yang muncul berupa:

  • Sakit kepala
  • Nyeri otot
  • Nyeri sendi
  • Sakit perut
  • Mual, muntah, atau diare
  • Ruam di kulit

Bagaimana Penyebaran Penyakit Arbovirus?

Menurut Departemen Kesehatan New York, nyamuk adalah serangga yang paling umum menyebarkan penyakit arbovirus. Untungnya, hanya beberapa jenis nyamuk yang dapat menyebabkan penyakit dan hanya sejumlah kecil nyamuk yang benar-benar membawa virus dalam saktu waktu.

Beberapa penyakit arbovirus seperti ensefalitis Powassan, bisa disebarkan melalui gigitan kutu yang terinfeksi.

Infeksi arbovirus juga dapat menyebar melalui transfuse darah, tansplantasi organ, kontak seksual, dan dari ibu ke anak saat persalinan, tergantung pada virus spesifik yang menginfeksi.

Bagaimana Cara Mencegah Penyakit Arbovirus?

Cara mencegah penyakit arbovirus dapat dilakukan dengan menjaga lingkungan tetap bersih, serta menggunakan penangkal serangga agar tidak berkembang biak di rumah.

Berikut beberapa hal yang bisa Anda lakukan untuk mencegah penyakit arbovirus:

  • Buang kaleng, wadah plastik, pot keramik, atau wadah sejenis yang dapat menampung air.
  • Menyingkirkan atau mendaur ulang ban bekas agar tidak jadi tempat perkembangbiakan nyamuk.
  • Pastikan talang atap mengalir dengan baik dan bersihkan talang yang tersumbat di musim kemarau.
  • Singkirkan sisa-sisa daun dari pekarangan dan kebun.
  • Gantilah air di tempat mandi burung dua kali seminggu.
  • Bersihkan tumbuh-tumbuhan dan kotoran dari tepi kolam.
  • Menguras bak mandi seminggu sekali.

Demikian informasi tentang ap aitu penyakit arbovirus. Semoga artikel ini dapat menambah wawasan para pembaca setia VOI.ID.