Menurut Penelitian, Semakin Banyak Waktu Luang Kurangi Tingkat Kebahagiaan
Ilustrasi waktu luang dan tingkat kebahagiaan menurut penelitian (Freepik)

Bagikan:

YOGYAKARTA – Mengisi akhir pekan dengan bangun pagi, menikmati sarapan, dan jalan santai, mungkin membuat Anda bahagia. Tetapi ketika sore menjelang, rasa bosan mengintai. Waktu luang dan kebahagiaan, diteliti oleh pakar dan menunjukkan temuan yang mencengangkan.

Banyak orang mengira kalau semakin banyak waktu luang, enggak sibuk-sibuk amat, bisa membuat mereka lebih bahagia. Namun ternyata, banyak orang pula yang merasakan hal berbeda. Memiliki waktu luang tanpa batas justru membuat seseorang merindukan waktu produktif. Saat produktif, mereka memiliki tujuan dan makna hidup. Seharian penuh bersantai bisa cepat tua. Di sisi lain, sibuk dengan pekerjaan dan kewajiban produktif lainnya dari matahari terbit hingga terbenam juga tidak baik untuk kebahagiaan kita karena stres.

Penelitian dikutip Max Alberhasky kandidat profesor marketing di University of Texas dalam Psychology Today, Minggu, 19 Maret, menunjukan tiga temuan penting. Peneliti berusaha menjawab banyaknya waktu luang yang optimal untuk kebahagiaan.

waktu luang dan tingkat kebahagiaan menurut penelitian
Ilustrasi waktu luang dan tingkat kebahagiaan menurut penelitian (Freepik/skockking)

Pertama, memiliki waktu luang kurang dari dua jam per hari menyebabkan terlalu stres dan mengurangi kebahagiaan. Peserta dengan waktu luang kurang dari dua jam per hari melaporkan peningkatan stres, yang berarti bahwa mereka terlalu sibuk dengan pekerjaan, tugas, perawatan anak, atau hal lain untuk memaksimalkan kebahagiaan mereka.

Faktanya, terlalu sibuk dapat membuat Anda kurang bahagia. Maka peneliti membeberkan temuannya yang kedua, bahwa memiliki waktu luang lebih dari lima jam menyebabkan perasaan kurang produktif. Ini juga mengurangi tingkat kebahagiaan.

Orang-orang justru memperolah rasa senang karena menjadi produktif dan menyelesaikan tugas sesuatu tujuan. Kemudian, rasa senang akan hilang saat kelamaan bersantai. Meskipun selalu ada cara untuk menikmati waktu senggang, tetapi waktu rebahan yang panjang juga membosankan.

Misalnya dengan menghabiskan waktu lima jam untuk produktif selain urusan kantor. Seperti berolahraga atau bersosialisasi dan aktivitas lain yang memiliki tujuan. Tetapi Anda bisa berpegang pada prinsip Goldilocks. Prinsip ini merujuk pada ilmu kognitif dan developmental psychology, yang mana Anda dapat menghabiskan waktu luang membahagiakan antara dua hingga lima jam. Waktu luang yang pas, enggak kelebihan atau kekurangan, membantu Anda tetap rileks, menyenangkan, dan tentu saja bahagia.