Berdampak Buruk Bagi Kesehatan Fisik, Berikut Bahaya Sering Menahan Emosi
Ilustrasi (Callum Skelton/Unsplash)

Bagikan:

MAKASSAR - Tahukah Anda, jika emosi tidak segera dirilis, maka energi negatif hasil dari emosi yang tinggal dari tubuh akan tertahan dalam tubuh untuk waktu yang lama. Pasalnya, energi negatif yang seharusnya dikeluarkan menjadi tertumpuk dalam tubuh.

Akibatnya, hal ini berpotensi mengganggu fungsi organ tubuh, termasuk otak. Beberapa bahaya memendam emosi bagi kesehatan antara lain:

Kelelahan mental

Menahan emosi dapat membuat Anda menekan ingatan akan sesuatu sehingga membuat Anda tidak nyaman. Namun, Anda tidak dapat benar-benar melupakan ingatan dengan sengaja, jadi untuk menghindari memikirkan sesuatu yang tidak ingin Anda ingat, pikiran sesuatu yang baik-baik. Pun, coba untuk mengeluarkan emosi tersebut dengan bijak agar mental Anda tidak lelah.

Meningkatkan risiko penyakit dan kematian

Energi akibat dari emosi merupakan energi yang tidak sehat bagi tubuh. Energi dari emosi yang ditekan bisa menjadi penyebab dari tumor, pengerasan arteri, kaku sendi, serta melemahkan tulang. Sehingga hal ini dapat berkembang menjadi kanker, melemahkan sistem kekebalan tubuh, dan membuat tubuh rentan terhadap penyakit.

Sulit merasakan hal-hal positif dalam hidup

Ketika Anda mencoba menekan amarah atau kesedihan, artinya Anda membatasi rentang emosi yang mungkin Anda alami, termasuk perasaan positif seperti kegembiraan dan kebahagiaan. Anda tidak dapat merasakan hal positif tanpa menyingkirkan hal negatif.

Emosi negatif yang lebih kuat

Ketika Anda tidak mengakui perasaan Anda, Anda membiarkan emosi ini menjadi lebih kuat, menurut sebuah penelitian dari University of Texas. Ledakan emosi adalah "cara tubuh Anda melepaskan emosi yang terpendam itu," kata psikolog klinis Victoria Tarratt, melansir Inc.com, Selasa, 7 Juni.

Rentan terhadap inflamasi (peradangan)

Beberapa studi menunjukkan adanya hubungan antara ketidakmampuan untuk mengekspresikan emosi dan kerentanan terhadap inflamasi atau peradangan. Zat penanda inflamasi ditemukan lebih tinggi pada orang-orang yang tidak bisa mengekspresikan emosi mereka. Inflamasi sendiri dapat terjadi di beragam penyakit, seperti penyakit jantung, artritis, asma, dementia, osteoporosis, irritable bowel syndrome (IBS), dan beberapa jenis kanker.