Bagikan:

JAKARTA - Singapura tengah menghadapi peningkatkan drastis warga yang terkena penyakit ginjal. Saat ini, terdapat sekitar 500 ribu warga Singapura mengidap penyakit ginjal, yang berpotensi gagal ginjal atau penyakit ginjal stadium akhir.

Menurut laporan National Kidney Foundation (NFK) Singapura, sekitar enam pasien baru didiagnosis setiap harinya atas penyakit ginjal. Saat ini juga terdapat lebih dari 9 ribu pasien yang harus menjalani dialisis atau cuci darah.

Salah satu faktor yang membuat pasien penyakit ginjal di Singapura meningkat drastis adalah karena populasi yang menua. Seiring bertambah usia diketahui fungsi ginjal akan mengalami penurunan.

Selain itu, risiko terkena penyakit kronis seperti diabetes dan tekanan darah tinggi juga semakin tinggi di usia tua. Kedua penyakit ini dapat memicu penyakit ginjal terjadi.

Faktor risiko lain adalah gaya hidup yang semakin makmur. Seiring meningkatnya kesejahteraan masyarakat, pola makan dan kebiasaan mereka untuk berolahraga juga turut berubah.

“Memang benar bahwa semakin banyak orang yang lebih aktif dan lebih sadar akan asupan gula serta garam. Namun, sering kali asupan garam dan natrium dalam makanan tidak terlihat. Misalnya terkandung dalam saus, bumbu, dan kuah,” kata Profesor Yeo See Cheng, Head Department of Renal Medicine, dikutip dari CNA, pada Rabu, 26 Maret 2025.

“Di Singapura, setiap warga mengonsumsi lebih dari dua kali lipat jumlah natrium yang direkomendasikan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), dan ini merupakan tren yang mengkhawatirkan,” tambahnya.

Profesor Cheng juga menyampaikan bahwa gagal ginjal merupakan tahap akhir penyakit ginjal, dan sebenarnya bisa dicegah hingga sampai ke tahap tersebut. Namun, banyak pasien yang tidak menyadari sejak awal karena tidak merasakan gejala apa pun. Gejala baru akan muncul setelah ginjal mengalami penurunan fungsi yang signifikan.

“Gagal ginjal terjadi ketika fungsi ginjal pasien menurun ke tingkat yang sangat rendah hingga tubuh tidak lagi mampu mengimbanginya,” pungkas Profesor Cheng.