JAKARTA - Tren olahraga lari di Indonesia menunjukkan lonjakan signifikan. Berdasarkan survei speed-to-insight dari Jakpat, sebanyak 32% Gen Z dan 37% milenial di Indonesia menjadikan lari sebagai aktivitas favorit mereka. Ini bukan sekadar rutinitas olahraga, melainkan telah bertransformasi menjadi bagian dari gaya hidup.
Tak hanya itu, data dari Asosiasi Lari Indonesia menunjukkan peningkatan peserta event lari hingga 30%, sementara laporan Strava Global Report mencatat partisipasi di running club Indonesia melonjak tajam sebesar 83%. Angka-angka ini memperkuat bahwa lari kini menjadi fenomena sosial yang melampaui sekadar aktivitas fisik.
Menurut dr. Angela Dalimarta, Sp. GK, seorang ahli gizi klinik, lari telah menjadi pintu masuk bagi banyak orang untuk memperbaiki pola hidup. Hal ini diungkapkan dalam acara ISOPLUS Run Series 2025.
"Running ini buat happy. Kita mau ubah, dari habit makan kurang bagus, kurang teratur, ganti yang tepat dulu. Habit terbentuk, jadi mudah melakukan rangkaian. Kalau makannya enggak bagus, tapi sudah latihan, kan jadinya enggak prima,” jelas dr. Angela, saat ditemui di Slipi, Palmerah, Jakarta Barat pada Selasa, 15 April.
dr. Angela mengatakan dampaknya bisa terasa ke seluruh keluarga. Terlebih lagi, tidak diperhatikan asupan makanan khusus untuk orang yang mau ikut event lari.
"Jangka panjang, contoh bapak mau lari, istri siapin makan. Enggak mungkin istri nyiapin beda-beda, mana khusus pelari dan sehari-hari. Bapak mau running, jatuhnya sekeluarga jadi kena impact,” tambahnya.
Selain kebiasaan, nutrisi dan hidrasi menjadi dua hal yang tidak bisa diabaikan oleh pelari. Menurut dr. Angela, asupan yang seimbang menjadi kunci untuk mencapai performa optimal.
"Penting banget nutrisi, kandungan asupan balance. Kalau enggak, nanti training enggak maksimal. Asupan protein juga harus cukup. Jika tidak, nanti larinya kurang optimal,” ungkapnya.
Konsumsi junk food juga perlu dihindari karena bisa mengganggu proses pemulihan tubuh.
"Makan kurang sehat, makanan junk food itu bikin radang tubuh kita. Supaya recovery bagus dan hasil latihan jadi optimal, harus ada karbohidrat, protein, dan lemak yang seimbang. Semua asupan harus seimbang supaya performa. Penting juga minum air yang cukup agar hidrasi,” tutur dr. Angela.
Hidrasi menjadi kunci utama saat tubuh aktif bergerak, apalagi dalam sesi lari jarak jauh.
BACA JUGA:
"Hidrasi itu cara tubuh untuk olahraga. Kalau kurang, performa bisa berkurang,” ucapnya.
Untuk itu, pelari dianjurkan memahami program makan yang sesuai dan menyesuaikannya dengan beban latihan yang dijalani.
"Setiap hari harus makan ini itu. Bisa juga pelajari program makan untuk pelari, terus latihan lari. Kita harus siap run dari sebelumnya. Makanan diperhatikan, apa harus double protein atau sebagaimananya,” ucap dr. Angela.
Salah satu hal penting lainnya saat berlari adalah penggantian ion tubuh.
"Kita olahraga mengeluarkan ion. Kalau enggak digantikan, ionnya enggak seimbang. Risiko dehidrasi bisa alami pingsan bahkan kematian. Ditambah, lari panjang butuh karbohidrat, jadi memang diperhatikan apa yang dikonsumsi sebelum akhirnya lari." pungkas dr. Angela.
Masih mengusung semangat “UNLOCK YOUR GREATNESS”, ISOPLUS Run tahun ini hadir lebih besar dirancang dengan program latihan terstruktur, dikurasi bersama para ahli untuk membuat pelari memulai gaya hidup sehat hingga #FinishExcellent. Ini menjadikan ISOPLUS Run sebagai salah satu event lari paling bergengsi dan inklusif di Indonesia karena menawarkan COMPLETE RUNNING EXPERIENCE.
ISOPLUS Run 2025 akan diselenggarakan di Community Park Pantai Indah Kapuk Jakarta pada tanggal 5 Oktober 2025 dan Surabaya pada tanggal 19 Oktober 2025, serta menawarkan berbagai kategori lari untuk semua kalangan, yakni 5K, 10K, Half Marathon (21K), Full Marathon (42K), dan Kids Dash, yang mana anak-anak juga bisa merasakan keseruan olahraga lari dalam suasana yang menyenangkan.