Bagikan:

JAKARTA - Katarak sering dikaitkan dengan proses penuaan, tetapi faktanya, kondisi ini juga dapat terjadi pada usia muda, bahkan pada anak-anak. Kondisi ini biasanya ditandai dengan keluhan gangguan kesehatan mata seperti pandangan kabur, mata perih, hingga berkabut. 

Menurut dr. M. Arief Herdiawan, Sp.M, Dokter Spesialis Mata dari Eka Hospital Bekasi, katarak di usia muda bisa disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya adalah riwayat kesehatan seperti diabetes hingga penggunaan obat tetes mata.

"Penggunaan obat tetes mata secara sembarangan juga menjadi faktor pemicu yang sering tidak disadari," ucap dokter Arief usai acara Operasi Katarak Gratis yang digagas Eka Hospital, Perdami dan Yayasan Yarsi di Bekasi, baru-baru ini. 

Lanjut dokter Arief, kandungan dalam obat tetes mata memang dirancang menyerupai cairan air mata, tetapi ada juga yang memiliki komponen aktif dengan sifat keras.

Beberapa obat tetes mata mengandung zat aktif seperti antibiotik dan steroid, yang jika digunakan dalam jangka panjang dan tanpa pengawasan dokter dapat menyebabkan efek samping serius, termasuk katarak. 

"Jika digunakan secara berlebihan atau dalam waktu bertahun-tahun, hal ini dapat menyebabkan komplikasi yang pada akhirnya mengancam penglihatan dan berisiko menyebabkan kebutaan," paparnya. 

Selain obat tetes mata, katarak juga dapat terjadi akibat benturan atau trauma pada mata. Cedera langsung pada mata dapat menyebabkan perubahan struktur lensa yang berujung pada kekeruhan lensa, meskipun usia penderita masih tergolong muda.

Kemudian paparan sinar ultraviolet (UV) dari matahari dalam jangka panjang juga berpotensi merusak protein dalam lensa mata dan memicu pembentukan katarak lebih dini.

"Hindari penggunaan obat tetes mata tanpa resep dokter, terutama yang mengandung steroid. Jika memiliki riwayat diabetes, penting untuk mengontrol kadar gula darah agar tidak terjadi komplikasi pada mata," tuturnya.

Dalam pencegahan katarak di usia muda, penggunaan kacamata hitam dengan perlindungan terhadap sinar UV juga sangat disarankan untuk mengurangi paparan langsung yang dapat mempercepat kerusakan lensa mata.

Lalu saat melakukan aktivitas yang berisiko terhadap cedera mata, seperti olahraga ekstrem atau pekerjaan yang melibatkan partikel kecil di udara, sebaiknya gunakan pelindung mata untuk menghindari benturan yang dapat merusak lensa.

"Apabila mengalami gejala seperti penglihatan kabur, melihat lingkaran cahaya di sekitar sumber cahaya, atau mengalami sensitivitas berlebihan terhadap cahaya, segera periksakan diri ke dokter spesialis mata," pungkas dokter Arief.