JAKARTA - Hari Gizi Nasional 2025 mengingatkan kita semua akan pentingnya pola makan yang sehat dan seimbang, terutama di tengah berbagai tren makan yang tidak memperhatikan kesehatan.
Pemahaman tentang cara makan yang benar menjadi semakin relevan untuk menjaga kesehatan tubuh. Pada kesempatan ini, mari kita pahami bagaimana pola makan yang seimbang, sesuai dengan kebutuhan tubuh, dapat memberikan manfaat untuk kesehatan secara keseluruhan.
Dokter Gizi dari Siloam Hospitals Kebon Jeruk, dr. Marya Haryono, M.Gizi, Sp.GK, FINEM, mengungkapkan bahwa banyak orang masih berpikir bahwa makan hanya sebatas kenyang tanpa mempertimbangkan kualitas dan keseimbangan gizi.
Padahal, pola makan yang tidak tepat dapat meningkatkan risiko berbagai penyakit degeneratif, seperti diabetes, penyakit jantung, dan gangguan ginjal. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya pemenuhan nutrisi yang tepat agar tubuh tetap berfungsi dengan optimal.
Menurut dr. Marya, setiap tubuh memiliki kebutuhan nutrisi yang berbeda-beda, dan penting untuk memperhatikan hal ini dalam memilih makanan.
"Makanan yang tepat untuk tubuh kita bukan hanya soal kenyang, tetapi soal pemenuhan gizi yang sesuai dengan kebutuhan tubuh," ujarnya.
Pola makan yang sehat bukanlah hal yang sulit diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Pada prinsipnya, makan nasi, lauk, dan sayur adalah bentuk penerapan gizi seimbang yang bisa dilakukan di berbagai tempat, baik di rumah, warteg, maupun restoran.
Masyarakat sendiri memiliki peran penting dalam memilih makanan yang akan mereka konsumsi, karena gizi seimbang bisa diwujudkan dengan memilih berbagai jenis makanan yang kaya akan zat gizi yang dibutuhkan tubuh.
Selain itu, dr. Marya menekankan untuk menerapkan pola makan yang sehat, kita juga perlu menyesuaikan makanan dengan kondisi tubuh masing-masing. Misalnya, bagi penderita diabetes, disarankan untuk mengurangi konsumsi karbohidrat berlebih dan menghindari makanan yang mengandung gula tinggi.
BACA JUGA:
Hal ini untuk membantu mengatur kadar gula darah agar tetap stabil. Sementara itu, bagi mereka yang mengalami gangguan fungsi ginjal, penting untuk membatasi konsumsi protein agar ginjal tidak terbebani lebih berat.
"Penyesuaian dengan kondisi tubuh itu penting. Sekali pun protein itu sehat, tapi bagi pasien ginjal itu bisa memengaruhi kondisi penyakitnya. Untuk itu, pola makan sehari-hari perlu disesuaikan agar tidak berlebihan," tambah dokter Marya.
Penerapan gizi seimbang dalam kehidupan sehari-hari memang membutuhkan perhatian lebih, tetapi dapat dilakukan dengan cara yang sederhana. Mulailah dengan menjaga keberagaman dalam menu makanan harian, seperti memasukkan sayuran dan buah-buahan dalam porsi yang cukup, serta memilih sumber protein yang sehat.
Mengatur pola makan yang teratur juga sangat penting, misalnya dengan makan tiga kali sehari dan ditambah camilan sehat di antara waktu makan utama. Dengan cara ini, tubuh dapat memperoleh energi yang stabil sepanjang hari tanpa kekurangan atau kelebihan gizi.
Dalam mendukung upaya pemenuhan gizi, PT Finusolprima Farma Internasional juga berkomitmen agar masyarakat bisa lebih memahami pentingnya menjaga pola makan gizi seimbang dengan berbagai agenda atau edukasi ke masyarakat secara langsung.
"Kami percaya edukasi gizi harus mencakup teori dan praktik. Oleh karena itu, dalam peringatan Hari Gizi Nasional 2025 ini, kami melibatkan dokter, ahli gizi, dan chef untuk memberikan pengetahuan serta cara menyajikan menu sehat yang mudah diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Kami juga aktif menyebarkan informasi tentang pemenuhan gizi melalui media sosial," ungkap dr. Siswandi, Group Marketing Head PT Finusolprima Farma Internasional.