Bagikan:

JAKARTA - Pradiabetes adalah kondisi di mana kadar gula darah seseorang berada di atas batas normal, namun belum cukup tinggi untuk dikategorikan sebagai diabetes melitus tipe 2. Secara umum, kadar gula darah dianggap normal jika di bawah 140 mg/dL.

Seseorang dinyatakan mengalami pradiabetes jika kadar gula darahnya berkisar antara 140 hingga 199 mg/dL, menurut laman resmi Kementerian Kesehatan RI.

Jika tidak ditangani dengan baik, pradiabetes dapat berkembang menjadi diabetes tipe 2 dan meningkatkan risiko terjadinya berbagai komplikasi kesehatan lainnya.

Ahli gizi Adrian Chavez, dalam siaran yang dikutip oleh Medical Daily, menyoroti pentingnya pendekatan tepat waktu untuk menangani pradiabetes. Pendekatan ini mencakup kombinasi pola makan sehat dan olahraga teratur. Chavez, yang memiliki latar belakang akademis mendalam di bidang ini, menegaskan bahwa strategi tersebut merupakan metode yang didukung oleh bukti ilmiah untuk menangani pradiabetes.

Menurut Chavez, aktivitas fisik rutin memiliki dampak signifikan terhadap kadar gula darah. “Sesi olahraga yang dilakukan dengan tepat dapat langsung menurunkan kadar gula darah,” ungkapnya dalam sebuah unggahan di media sosial.

Ia menambahkan menjadikan olahraga sebagai kebiasaan, seperti berolahraga setiap dua hari sekali, dapat menghasilkan perbaikan jangka panjang pada kadar gula darah. Gabungan latihan kardio dan kekuatan dianjurkan sebagai pendekatan terbaik untuk hasil yang optimal.

Mengutip ANTARA, Chavez juga menjelaskan pengelolaan gula darah sangat bergantung pada pola makan. Ia menekankan pentingnya memperhatikan asupan kalori, memilih karbohidrat yang tepat, serta memastikan tubuh mendapatkan protein dan zat gizi mikro yang cukup untuk mendukung kesehatan.

“Penting untuk mengonsumsi kalori sesuai kebutuhan tubuh,” jelasnya. Bagi individu dengan kelebihan berat badan, ini berarti mengurangi asupan kalori untuk membakar lemak tubuh. Namun, bagi mereka yang kekurangan massa otot, konsumsi kalori yang cukup atau bahkan sedikit lebih banyak mungkin diperlukan.

Protein juga berperan penting dalam menjaga dan membangun otot, memperlambat pencernaan, serta memberikan rasa kenyang lebih lama. Meskipun demikian, Chavez menyarankan agar total asupan energi dari karbohidrat tidak lebih dari 55 persen.

Ia merekomendasikan karbohidrat yang kaya serat, seperti kacang-kacangan, biji-bijian utuh, sayuran, dan buah-buahan.

Chavez menyoroti pentingnya menjaga kecukupan zat gizi mikro, seperti magnesium, vitamin D, dan kromium, yang berkontribusi pada pengendalian gula darah. Selain itu, makanan kaya antioksidan seperti beri, sayuran hijau, rempah-rempah, kopi, dan teh juga disarankan untuk mendukung kesehatan metabolik.

Chavez merekomendasikan pengaturan waktu makan yang strategis, dengan lebih banyak konsumsi kalori dilakukan pada pagi hari dibandingkan malam hari. Strategi ini bertujuan untuk mengoptimalkan metabolisme tubuh dan membantu pengendalian kadar gula darah.