JAKARTA - Dewan Ekonomi Nasional (DEN) memaparkan hasil kajian mendalam terkait dampak positif program makan bergizi gratis (MBG) yang baru terlaksana pada awal tahun 2025.
Anggota DEN Ahli Kemiskinan, Arief Anshory Yusuf mengatakan bahwa program ini berpotensi menyerap tenaga kerja hingga 1,9 juta. Hal tersebut dia sampaikan saat memberikan keterangan pers di Istana Negara, Jakarta, Rabu, 19 Maret.
"Kami dari DEN menyampaikan kajian tentang potensi dampak dari MBG ini terhadap penyerapan tenaga kerja dan juga kemiskinan. Jadi intinya, program (MBG) ini sangat bagus sekali dalam konteks pro job. Jadi menciptakan lapangan kerja baru itu sampai 1,9 juta," sebutnya dikutip dari kanal Youtube Sekretariat Presiden.
Selain itu, program yang digagas oleh Presiden Prabowo Subianto tersebut juga dianggap mampu mengurangi angka kemiskinan. Karena menurut Arief, nilai manfaat yang diterima dari makan bergizi gratis ini jauh lebih besar dari program bantuan sosial lainnya.
"Kemudian, pro poor, itu kemiskinan bisa berkurang sampai menjadi 5,8 persen, ketimpangan juga akan sangat berkurang. Teman-teman (media) bayangin saja ya, kalau sekeluarga punya tiga orang anak, itu per bulannya dapat Rp600.000 dari MBG. PKH saja itu sekitar Rp200.000an, BPNT saja Rp200.000an," paparnya.
Lebih lanjut, DEN mengusulkan sejumlah langkah penguatan implementasi MBG. Mulai dari melakukan business process review, audit rutin oleh BPKP, hingga melibatkan masyarakat dalam pengawasan agar rantai pasok tetap terjaga dan tidak terjadi kebocoran.
"Tapi sekali lagi intinya, ini mari kita jaga bersama, karena ini flagship kita, flagship bangsa ini," tutur Arief.
BACA JUGA:
Sebelumnya dalam acara Launching SPPG Polri di Jakarta Selatan, Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Dadan Hindayana menargetkan penerima manfaat makan bergizi gratis sebanyak 82,9 juta pada akhir tahun ini. Saat ini, disebutkan sekitar 1.000an unit Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) telah berjalan.
"Sekarang sudah masuk di kurang lebih 1.000 SPPG. Saat ini, layanan SPPG telah menjangkau sekitar 3 juta penerima manfaat, dan targetnya di akhir tahun bisa mencapai 82,9 juta," ujarnya.