JAKARTA - Pengamat Pasar Keuangan dan Komoditas Ariston Tjendra menyampaikan pergerakan rupiah berpotensi melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada Kamis, 20 Februari.
Ariston menyampaikan rilis notulen rapat kebijakan the Fed bulan Januari lalu dinihari tadi memperlihatkan keinginan bank sentral untuk menahan suku bunga acuan lebih lama lagi sambil menunggu data terbaru seperti inflasi, tenaga kerja dan dampak kebijakan tarif Trump.
"Pejabat the Fed mengisyaratkan kesulitannya untuk menurunkan inflasi ke target 2 persen," ujarnya kepada VOI, Kamis, 20 Februari.
Selain itu, menurutnya kebijakan tarif Trump juga masih memberikan sentimen negatif ke pasar pagi ini dimana ondeks saham Asia terlihat bergerak negatif pagi ini.
Dari dalam negeri, Ariston menyampaikan pasar mulai berspekulasi adanya pemangkasan suku bunga acuan BI karena inflasi yang rendah dan pengurangan anggaran belanja negara yang menurunkan bisnis lokal.
BACA JUGA:
"Ini bisa memberikan tekanan ke rupiah," jelasnya.
Ia memperkirakan pergerakan rupiah pada Kamis, 20 Februari, berpotensi melemah terhadap dolar AS ke arah level Rp16.380 per dolar AS dengan potensi support ke level Rp16.290 per dolar AS.
Mengutip Bloomberg, nilai tukar Rupiah hari Rabu, 19 Februari 2025, Kurs rupiah di pasar spot ditutup melemah 0,29 persen di level Rp16.325 per dolar AS. Sementara, kurs rupiah Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI) ditutup turun 0,5 persen ke level harga Rp16.275 per dolar AS.