Bagikan:

JAKARTA - Pasar Tanah Abang kini menjadi sorotan usai pedagang mengeluhkan sepinya pengunjung.

Apalagi saat ini tengah marak penjualan langsung melalui media sosial atau live shopping. Namun, ternyata hal ini bukan menjadi satu-satunya alasan.

Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kemendag Isy Karim menilai, live shopping di e-commerce maupun TikTok Shop bukan menjadi penyebab utama lesunya perdagangan di Tanah Abang saat ini.

Menrut dia, salah satu faktor penyebab karena adanya penurunan permintaan.

“Enggak sepenuhnya. Kalau dari kacamata saya tidak sepenuhnya, ini akumulasi dari beberapa hal. Ada penurunan permintaan segala,” kata Isy kepada wartawan di Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat, Kamis, 28 September.

Daya Beli Masyarakat Belum Pulih

Sementara itu, salah seorang pedagang pakaian bernama Uni mengakui bahwa menjual barang di toko offline saat ini sangat sulit. Bahkan, ia mengaku selama tiga hari tidak ada satu barang pun yang terjual.

“Sepi banget. Kalau grosir itu biasanya ada lah penjualan Rp6.000.000, ini enggak ada. Sepi banget. Ada tiga hari enggak ada barang keluar,” ujar Uni kepada VOI.

Uni mengaku tidak hanya menjual secara langsung di toko, tetapi juga menjual secara online melalui WhatsApp Group. Ia mengaku mempunyai banyak reseller di beberapa daerah. Namun, resellernya pun tidak ada yang membeli.

“Biasanya saya pasang status WA, banyak yang pesan. Ini sama sekali enggak ada,” ujarnya.

Saat ditanya apakah lesunya perjualan ini karena dampak live shopping, Uni menilai hal tersebut bukan satu-satunya alasan. Menurut dia, sepinya penjualan juga karena daya beli masyarakat yang belum pulih di tengah ketidakpastian ekonomi saat ini.

“Karena mungkin ekonomi belum stabil. Kan kata Menteri Keuangan juga sekarang (lagi) krisis kan,” katanya.

Penjualan Lesu Sejak Pandemi

Senada, Faisal (54) seorang pedagang kain mengatakan Pasar Tanah Abang sendiri sudah sepi sejak COVID-19. Ia mengatakan memang sempat naik kembali, namun tidak lama.

“Pasar ini sepinya sudah semenjak COVID-19. Sejak COVID-19 (penjualan) cenderung menurun. Puncaknya lah (sekarang ini). Tapi yang jelas semenjak COVID-19 menurun, sempat naik sedikit, lalu turun lagi,” kata Faisal.

Pria yang akrab disapa Haji Faisal atau Opa Gala ini menjelaskan bahwa saat ini memang tengah memasuki musim lesu. Kata dia, hal ini memang juga terjadi sebelum pandemi.

“Apakah karena itu (penjualan online) pasar sepi? Enggak. Karena situasi bulan-bulan sekarang, itu setiap tahun memang sepi,” katanya.

“Kalau bagi saya, pemikiran saya enggak. Pengaruh memang ada, tidak bisa kita pungkiri. Tapi kalau 100 persen gara-gara TikTok sepertinya tidak. Karena mau tidak mau sebenarnya kita harus menyesuaikan diri juga (dengan perkembangan teknologi), kita harus belajar juga,” sambungnya.

Faisal menilai, Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) Nomor 31 Tahun 2023 sudah tepat. Karena, ada regulasi jelas mengenai penjualan online.

“Apa yang dicanangkan Bapak Menteri Perdagangan itu menurut saya sudah tepat. Dibuat regulasinya, itu menurut saya sesuatu yang baik. Ini jadi angin segar bagi pedagang-pedagang,” tuturnya.