Seorang Pembawa Berita Jadi Relawan Pertama Uji Coba Vaksin Tahap Ketiga di AS
Ilustrasi (Pixabay/WikiImages)

Bagikan:

JAKARTA - Seorang pembawa berita WTOC di Savannah, Georgia, Dawn Baker agak gugup namun begitu antusias saat hendak membuat sejarah. Kemarin pagi, ia menjadi relawan pertama yang menerima uji coba vaksin virus corona baru fase ketiga di Amerika Serikat (AS). Banyaknya nyawa yang melayang akibat COVID-19 menjadi motivasi terbesarnya untuk melakukan hal itu. 

"Ini benar-benar sangat memberdayakan, saya bisa menjadi orang yang dapat membantu menyelamatkan beberapa nyawa. Sangat memilukan mendengar tentang orang yang kehilangan nyawa karena hal ini," kata Baker kepada CNN

Tak pernah terpikirkan sebelumnya oleh Baker akan melakukan hal ini. "Aku hanya berharap itu hasil yang bagus. Aku tahu banyak orang melakukan banyak uji coba vaksin yang berbeda," ujarnya. 

Di negara asalnya, menurut Universitas Johns Hopkins ada lebih dari 4,2 juta kasus COVID-19 dan 146.935 orang tewas. Sementara berbagai lembaga penelitian medis di dunia tengah berlomba-lomba untuk menciptakan vaksin yang diharapkan bisa menjadi solusi atas pandemi.

Setidaknya 25 kandidat vaksin COVID-19 sedang diuji pada manusia, menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Lima di antaranya masuk tahap uji coba ketiga, fase paling final sebelum vaksin bisa digunakan oleh masyarakat luas. 

Mencetak sejarah

Vaksin COVID-19 yang sedang diuji coba tahap final di AS dikembangkan oleh perusahaan bioteknologi Moderna dan Institut Nasional Alergi dan Penyakit Menular (NIAID). Uji coba akan digelar di 89 titik. 

"Ini yang tercepat sejak virus telah diidentifikasi sampai benar-benar memasuki percobaan fase ketiga, dalam sejarah vaksinologi di AS dan mungkin bahkan di dunia," kata Direktur NIAID, Anthony Fauci. 

Dalam uji coba ini membutuhkan setidaknya 30.000 relawan dewasa untuk mengevaluasi apakah vaksin Moderna dapat dengan aman mencegah COVID-19. Metodenya, masing-masing relawan akan menerima 100 mikrogram suntikan vaksin atau hanya plasebo. Efeknya akan diuji selama 28 hari. 

Penyelidik dan peserta tidak akan tahu siapa yang telah menerima vaksin. Begitu juga Baker, ia tak diberitahu apakah ia menerima vaksin atau plasebo.