MAKASSAR - Oknum pegawai BNI berinisial MBS ditetapkan sebagai tersangka kasus dugaan tindak pidana penggelapan uang nasabah sebesar Rp45 miliar. MBS kini ditahan selama 20 hari ke depan untuk menjalani pemeriksaan.
Kuasa Hukum BNI Ronny LD Janis menyatakan apresiasi atas kerja cepat dari tim penyidik Bareskrim Polri untuk mengungkap perkara dan menangkap pelaku berinisial MBS itu.
BACA JUGA:
Hingga kini Bareskrim Polri tengah menjalankan pemeriksaan terhadap pihak lain yang diduga menerima aliran dana dari peristiwa pidana itu.
"Termasuk penelitian atas transaksi pada rekening-rekening penerima dana. Tujuannya, guna membuat terang peristiwa pidana ini," ujar Ronny di Jakarta, Senin 13 September.
Uang Rp45 miliar hilang di BNI Makassar
Ronny menjelaskan, penggelapan uang yang dilakukan MBS bermula ketika kuasa hukum nasabah yang menjadi korban atas nama Syamsul Kamar menyatakan uang sebesar Rp45 miliar milik kliennya hilang pada saat ditaruh di BNI cabang Makassar.
"Terkait dengan bilyet deposito pihak saudara Andi Idris Manggabarani, di mana saat itu diperlihatkan tiga bilyet deposito BNI KC Makassar total senilai Rp40 miliar tertanggal 01 Maret 2021," ujarnya.
Masih dijelaskan Ronny, dalam mengungkap dugaan pemalsuan bilyet deposito pada Kantor Cabang Makassar itu, maka manajemen BNI berinisiatif melaporkan peristiwa tersebut kepada Bareskrim Polri pada tanggal 1 April 2021 agar pelaku bisa segera ditangkap.
"Berdasarkan investigasi dari klien kami, bilyet deposito tersebut tidak pernah diterbitkan oleh Kantor Cabang Makassar. Dan, sama sekali tidak tercatat pada sistem klien kami serta juga tidak ditemukan adanya setoran dana nasabah untuk pembukaan deposito tersebut.
“Berdasarkan bukti dan fakta tersebut, kuat dugaan deposito tersebut palsu," pungkasnya.
Artikel ini pernah tayang sebelumnya di VOI, Waktunya Merevolusi Pemberitaan!