Dorong Sektor UMKM, Kementan Ajak Masyarakat Konsumsi Olahan Susu Kerbau
Ilustrasi pemerahan susu (Pixabay)

Bagikan:

JAKARTA - Susu segar biasanya dihasilkan dari sapi perah atau kambing perah. Namun, di Indonesia, kerbau juga bisa dihasilkan susu. Karena keunikannya, Kementerian Pertanian mengajak masyarakat untuk mempertahankan keberadaan kerbau perah ini. Salah satu caranya dengan mengkonsumsi olahan penganan dari susu kerbau tersebut.

Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Dirjen PKH) Kementerian Pertanian (Kementan), I Ketut Diarmita mengatakan, berbagai olahan yang berasal dari kerbau unik ini bisa ditemui dibeberapa daerah di Indonesia. Contohnya, kuliner Dangke di Kabupaten Enrekang Sulawesi Selatan.

Kemudian, kuliner Dadih di Sumatera Barat dan Dali Ni Horbo atau Roti Batak di Sumatera Utara dan Permen Susu di Nusa Tenggara Barat (NTB). Menurut Ketut, berbagai kuliner tersebut bahkan bisa menjadi industri skala rumahan atau usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) bagi masyarakat setempat.

"Misalnya dapat dijadikan sebagai souvenir, buah tangan, ikon atau penanda khas dari daerah tertentu," tuturnya, dalam keterangan resmi yang diterima VOI, di Jakarta, Sabtu, 4 Juli.

Ketut mengatakan, berbagai kuliner tersebut dihasilkan dari kerbau rumpun khusus, yaitu kerbau sungai bukan kerbau yang biasa ditemukan sehari hari. Kerbau ini memiliki kemampuan produksi susu yang lebih tinggi dan karakteristik bentuk tanduknya yang khas.

Lebih lanjut, Ketut menjelaskan, karena kemampuan menghasilkan susu yang lebih tinggi dari kerbau jenis lain, kerbau sungai ini lebih dikenal dengan sebutan kerbau perah.

Namun sayang, kerbau perah yang merupakan salah satu kekayaan plasma nutfah Indonesia ini populasinya mulai terancam. Karena hal ini, Ketut menilai, perlu pendekatan khusus untuk mempertahankannya. Salah satu caranya dengan memakai pendekatan kuliner untuk mengembangkan populasinya.

"Dengan pendekatan tersebut maka sendirinya akan terkait dengan event pariwisata, yaitu kuliner yang dapat jadi ciri khas daerah bersangkutan," katanya.

Menurut Ketut, para wisatawan domestik atau mancanegara tentu akan menikmati ciri khas suatu daerah dari kuliner kerbau perah ini. Ia menilai, hilangnya kerbau perah berarti hilang pula salah satu peradaban daerah yang bersangkutan.

"Mari kita pertahankan kerbau perah yang unik itu yang merupakan salah satu kekayaan plasma nutfah Indonesia. Mari makan beragam kuliner olahan dari susu kerbau Indonesia. Susu enak, bergizi, nikmat, Indonesia sehat," tuturnya.

Pemerintah Fokus Lakukan Pembibitan Kerbau Perah

Direktur Perbibitan dan Produksi Ternak, Ditjen PKH Kementan Sugiono menjelaskan, produksi susu dari kerbau perah ini sedikit lebih tinggi dari kerbau lumpur, karena memang dipelihara untuk diambil susunya. Produksi susunya sehari mampu mencapai 6-8 liter, sedangkan kerbau lumpur jika diperah hanya menghasilkan 1-3 liter.

Sugiono menerangkan, sebagai dukungan pemerintah dari sisi produksi benih dan bibit ternak, populasi dan produksi bibit kerbau perah difokuskan di Balai Pembibitan Ternak Unggul dan Hijauan Pakan Ternak (BPTU-HPT) Siborong-borong dan produksi benihnya oleh Balai Inseminasi Buatan (BIB) Lembang.

Periode 2015-2019 telah teristribusikan sebanyak 38 ekor kerbau perah ke wilayah sentra kerbau di Sumatera Utara. Saat ini Populasi ternak kerbau perah di BPTU-HPT Siborong-borong sebanyak kurang lebih hanya 80 ekor, sehingga BPTU-HPT Siborong-borong dianggap benteng terakhir konservasi ternak kerbau perah.

"Sedangkan produksi benih (semen beku) kerbau sungai yang dihasilkan oleh BIB Lembang, jenis kerbau sungai telah didistribusikan sebanyak 75.107 dosis ke 23 Provinsi potensi pengembangan kerbau sungai di Indonesia," ujarnya.

Selain itu, Ditjen PKH Kementan juga sudah memberikan bantuan sebanyak 67 ekor ke empat provinsi yakni Sumatera Utara, Sumatera Barat, Sulawesi Selatan, dan NTB. Sampai Juni 2020 telah berkembang menjadi 76 ekor. Bantuan ini dilakukan melalui kegiatan pengembangan budidaya kerbau perah dan penguatan kelompok sejak tahun 2019.

"Lokasi tersebut merupakan daerah sentra kerbau dan secara budaya umumnya peternak memerah kerbau, dan diolah menjadi panganan khas. Mari makan beragam kuliner olahan dari susu kerbau Indonesia. Susu enak, bergizi, nikmat, Indonesia sehat," ujarnya.

Sekadar informasi, perbedaan kerbau biasa dengan kerbau perah dari segi fisik adalah tanduk. Kerbau biasa tanduknya berbentuk seperti setengah lingkaran memanjang ke dalam. Sedangkan kerbau perah tanduknya mengarah keluar, sedikit melingkar di atas kepalanya relatif pendek.

Ada dua jenis kerbau, yaitu yang pertama kerbau lumpur yang biasa ditemui dan sering berkubang di perairan yang berlumpur. Jenis kerbau yang kedua adalah kerbau perah yang habitatnya lebih ke arah perairan, seperti sungai, sehingga bisa juga disebut sebagai kerbau sungai.

Namun, kedua jenis kerbau ini sama-sama senang dengan berkubang. Keduanya juga berkulit lebih tipis dari sapi, mempunyai kelenjar keringat sedikit sehingga tidak tahan panas matahari.