MAKASSAR - Produsen vaksin COVID-19 Moderna Inc., menginfokan telah menahan pasokan sekitar 1,63 juta dosis vaksin di Jepang, setelah laporan kontaminasi botol dengan materi partikulat yang diduga terkait jalur produksi di Spanyol diterima, Rabu kemarin.
Mengutip Reuters Kamis 26 Agustus, meskipun Moderna menjelaskan tidak ada masalah keamanan atau kemanjuran yang telah diidentifikasi, penangguhan tersebut adalah kemunduran baru bagi perusahaan, yang mitranya mengalami penundaan produksi bulan lalu, dan mengganggu pasokan ke negara-negara, termasuk Korea Selatan.
BACA JUGA:
Kondisi ini juga menyebabkan beberapa perusahaan Jepang membatalkan vaksinasi COVID-19 bagi pekerja yang direncanakan pada Kamis ini, karena sebagian besar dosis yang dipermasalahkan telah dipasok ke tempat vaksinasi massal dan tempat kerja di Jepang.
"Moderna mengonfirmasi telah diberitahu tentang kasus partikel yang terlihat dalam botol produk obat dari vaksin COVID-19-nya," kata Moderna dalam sebuah pernyataan.
"Perusahaan sedang menyelidiki laporan dan tetap berkomitmen untuk bekerja secepatnya dengan mitranya, Takeda, dan regulator untuk mengatasi hal ini," tambahnya, mengacu pada Takeda Pharmaceutical (4502.T) Jepang.
Dikatakan kontaminasi dapat disebabkan oleh masalah manufaktur di salah satu jalur produksi di lokasi manufaktur kontraknya di Spanyol. Tidak segera jelas apakah masalah tersebut berdampak pada pasokan ke negara lain.
Moderna tidak segera menanggapi permintaan komentar dari Reuters. Ada pun Rovi Spanyol yang mengemas vaksin ke dalam botol untuk pasar selain Amerika Serikat belum memberikan komentar terkait hal ini.
Dikhawatirkan memiliki 565.400 dosis
Diketahui, lot vaksin yang dikhawatirkan memiliki 565.400 dosis. Namun, seiring dengan kehati-hatian Moderna, dua lot yang berdekatan dengan lot yang terkontaminasi turut ditangguhkan.
Takeda menjelaskan, pihaknya menjalankan pemeriksaan darurat setelah partikulat ditemukan di banyak botol vaksin di tempat inokulasi di Jepang.
Sementara itu, Kementerian Kesehatan Jepang telah memutuskan untuk menarik beberapa dosis sebagai tindakan pencegahan setelah berkonsultasi dengan Takeda, tetapi mengatakan akan berusaha untuk meminimalkan dampak penarikan pada program vaksinasi COVID-19 yang dicanangkan.
Terpisah, Kepala Sekretaris Kabinet Katsunobu Kato mengatakan, tidak ada kasus yang dilaporkan tentang masalah kesehatan terkait dengan suntikan yang terkontaminasi.
Untuk diketahui, antara 6 Agustus dan 20 Agustus, vaksin dari lot tersebut digunakan di pusat vaksinasi publik massal di Osaka, menurut kementerian pertahanan, yang mengoperasikan pusat tersebut. Kementerian tidak mengatakan berapa banyak orang yang terkena dampak.
Artikel ini pernah tayang sebelumnya di VOI, Waktunya Merevolusi Pemberitaan!