Jaga dari Tangan-Tangan Nakal, Dishut Sulsel Dorong Pelestarian Hutan Mangrove Lantebung
Plt Gubernur Sulawesi Selatan Andi Sudirman Sulaiman menanam mangrove. ANTARA/HO-Humas Pemprov Sulsel

Bagikan:

Makassar—Kepala Dinas Kehutanan Sulsel Andi Parenrengi MP mendorong pelestarian hutan mangrove Lantebung Makassar, dengan menjaganya dari tangan-tangan yang tidak bertanggungjawab yang akhirnya merugikan masyarakat pesisir ke depan.

Andi Parenrengi di Makassar, Selasa 24 Agustus, menyebutkan hutan mangrove memberikan manfaat ekologi, ekonomi dan sosial sehingga sudah seharusnya dapat terjaga kelestariannya.

“Masyarakat terus diberikan edukasi dan penyuluhan akan pentingnya mangrove agar memberikan manfaat dalam jangka panjang," katanya pada dialog interaktif bertema "Potensi Pelestarian Hutan Mangrove Lantebung".

"Mangrove bagi nelayan dan masyarakat dapat menjadi tempat berkembangbiaknya ikan, kepiting, udang, dan sebagainya sehingga masyarakat pesisir sekitar Ekowisata Mangrove Lantebung tidak perlu mencari kepiting dan udang sampai jauh ke laut," lanjutnya.

Sementara itu, Saraba selaku tokoh penerima penghargaan Kalpataru Tahun 2020 menceritakan sejarah adanya hutan mangrove di Wilayah Lantebung.

Bermodalkan niat dan tekad yang kuat pada awal tahun 1980-an, dilakukan penanaman yang dirintis dengan segelintir orang saja yang membantu. Tidak ada bantuan atau program dari pihak luar dalam kegiatan penanaman tersebut.

Tantangan besar

Ia menjelaskan, tantangan paling besar saat penanaman adalah masyarakat yang saat itu belum memiliki kesadaran dan pengetahuan akan pentingnya hutan mangrove.

"Ketika terjadi bencana banjir dan angin puting beliung barulah masyarakat sedikit demi sedikit mulai ada kesadaran dan kepedulian dari masyarakat. Pada akhirnya sekarang terbentuk 60 Ha hutan mangrove yang memanjang di sepanjang pantai Kelurahan Bira,” jelasnya.

Lurah Bira Muhammad Kasim berharap dengan adanya pengembangan ekowisata mangrove Lantebung akan memberi dampak ekonomi bagi masyarakat.

“Rencana ke depan akan ditambah tracking sepanjang 100 m yang dapat dijadikan sebagai akses wisata dan tempat tambatan perahu," ujarnya.

"Selain itu, manfaat ekonomi yang sangat dirasakan adanya ekowisata mangrove adalah dengan adanya pengunjung, komoditi perikanan yang diproduksi oleh masyarakat semakin meningkat harganya dan mampu meningkatkan pendapatan masyarakat," sambungnya.

Ikuti info dan berita lainnya di VOI, Waktunya Merevolusi Pemberitaan!