Antisipasi Gelombang COVID-19 pada Anak-anak, India Siapkan Tempat Tidur Pedriatik dengan Oksigen
Ilustrasi sentra vaksinasi COVID-19 di India. (Wikimedia Commons/Ganesh Dhamodkar)

Bagikan:

JAKARTA - Sejumlah negara bagian di India tengah membangun fasilitas perawatan kesehatan, dengan lebih banyak tempat tidur anak, ditambah oksigen, karena kekhawatiran bahwa anak-anak yang kembali ke sekolah tanpa divaksinasi akan menjadi salah satu yang paling rentan selama gelombang ketiga infeksi virus corona.

Administrator kesehatan telah memperhatikan tren di Amerika Serikat, di mana rekor jumlah anak-anak telah dirawat di rumah sakit karena varian Delta coronavirus, yang pertama kali ditemukan di India, telah melonjak melalui populasi yang tidak divaksinasi.

Selama gelombang kedua infeksi di India yang memuncak pada Bulan April dan Mei, ratusan ribu orang meninggal karena kekurangan oksigen dan fasilitas medis. Sekarang, ada kekhawatiran gelombang ketiga lainnya akan berkumpul selama bulan-bulan musim dingin.

"Kami tidak tahu bagaimana virus akan berperilaku, tetapi kami tidak bisa tidak siap kali ini," terang Kepala Gugus Tugas Anak Negara Bagian Maharashtra Suhas Prabhu, mengutip Reuters Kamis 19 Agustus.

"(Kelak) tidak ada ibu yang harus berlarian mencari tempat tidur rumah sakit ketika anaknya sakit," sambungnya.

Pemerintah Maharashtra telah menyimpan stok obat-obatan, membangun fasilitas untuk tempat tidur pediatrik tambahan dan penyediaan oksigen di pusat-pusat baru di Mumbai dan Aurangabad.

Dibangun di lahan kosong atau di stadion yang didesain ulang, fasilitas Mumbai memiliki total 1.500 tempat tidur anak, kebanyakan dengan oksigen.

"Kami dapat meningkatkan kapasitas ini menjadi dua kali lipat jika diperlukan," terang Suresh Kakani, seorang pejabat senior di badan sipil Mumbai.

Di negara bagian tetangga Gujarat, pihak berwenang telah menyiapkan 15.000 tempat tidur oksigen pediatrik, ungkap komisaris kesehatan Jai Prakash Shivahare.

Untuk diketahui, India menyediakan vaksin untuk orang yang berusia di atas 18 tahun. Sebagian besar vaksin yang diberikan di India dibuat oleh AstraZeneca, sementara vaksin yang diproduksi oleh produsen lokal Bharat Biotech juga digunakan.

Perusahaan lokal lainnya Zydus Cadilla dan Bharat Biotech secara terpisah menguji vaksin COVID-19 untuk anak-anak, tetapi hasilnya tidak diharapkan sampai akhir tahun.

Sementara itu, sekolah di 11 dari 28 negara bagian India telah dibuka setelah lebih dari setahun ditutup, meningkatkan kekhawatiran ini bisa menjadi tempat berkembang biaknya penularan virus.

Pada Maret 2021, kurang dari 1 persen kematian akibat virus corona di India terjadi pada kelompok usia di bawah 15 tahun, menurut kementerian kesehatan, dan para pejabat mengatakan tingkat keparahan penyakit pada kelompok usia ini sejauh ini minimal.

Terpisah, ahli epidemiologi mengatakan tidak ada bukti yang menunjukkan, varian Delta atau mutasi lainnya mempengaruhi anak-anak lebih dari bagian lain dari populasi.