Pasar Tradisional Punya Peran Vital Gairahkan Ekonomi
Ilustrasi (Angga Nugraha/VOI)

Bagikan:

JAKARTA - Sejumlah pasar tradisional dibuka kembali dalam masa transisi kenormalan baru pagebluk COVID-19. Langkah ini mendapatkan apresiasi dari pemerintah.

"Saya sangat mengapresiasi kepada gubernur, walikota, yang telah memberikan prioritas dan secara sungguh-sungguh memfungsikan kembali dan menggairahkan kembali pasar-pasar tradisional," kata Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy, Jumat 19 Juni.

Sebab, kata dia, pasar tradisional memiliki peran sangat vital dalam upaya menggairahkan kehidupan ekonomi. Pasalnya, pasar tradisional adalah supply change mata rantai ekonomi terutama di lapisan paling bawah yaitu usaha kecil dan mikro.

"Kalau pasar tradisional ini bisa hidup dan aman dari COVID-19, insya Allah gairah ekonomi akan segera terwujud. Memang ini pekerjaan tidak mudah, tapi kalau kita terus kerja keras maka kita akan bisa mengatasinya," cetus Menko PMK.

Seperti dilaporkan oleh hampir seluruh kepala daerah, baik gubernur maupun walikota, upaya rehabilitasi dan rekonstruksi di tengah pandemi COVID-19 salah satunya yakni pada sektor ekonomi.

Pasar tradisional disebut sebagai urat nadi kehidupan perekonomian masyarakat terutama di kalangan bawah, termasuk 65 juta tenaga kerja yang bergerak di usaha mikro kecil dan menengah (UMKM).

"Namun perlu diingat bahwa yang paling utama ialah tetap mengikuti aturan protokol kesehatan. Musim COVID ini bagaimanapun harus dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk merekonstruksi, mentransformasi Indonesia menjadi lebih baik," kata dia.

Namun tak kalah penting, imbuh Muhadjir, pemerintah daerah juga perlu memiliki sense of crisis. Artinya dalam kondisi krisis seperti saat masa pandemi COVID-19 ini maka yang paling dibutuhkan ialah kerja keras dan juga komitmen.

"Kita semua harus betul-betul memiliki sense of crisis. Sebab kalau kita tidak sungguh-sungguh dan menghayati betul makna sense of crisis itu maka kita tidak akan mampu menyelesaikan persoalan pandemi ini bahkan akan terperosok ke masalah yang lebih dalam," tandasnya.

Seraya menutup rapat, Menko Polhukam Mahfud MD juga menyatakan hal serupa. Bahwasanya kerja keras menjadi salah satu kunci sukses dalam mengatasi Covid-19, selain kreativitas pemerintah serta kedisiplinan masyarakat.

Sejumlah pedagang pasar tradisional di Jakarta Positif COVID-19

Dalam satu pekan terakhir, jumlah pedagang pasar tradisional di Jakarta yang positif COVID-19 meningkat. Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Widyastuti sebelumnya menyebut, sampai dengan Kamis 18 Juni, ada 137 pedagang pasar yang terinfeksi virus corona.

Hasil ini diketahui dari pengetesan agresif di lingkungan pasar menggunakan metode polymerase chain reaction (PCR). Sebanyak 137 pedagang pasar yang terkonfirmasi positif didapat dari 1.198 pedagang yang diperiksa di 18 pasar tradisional.

"Sebenarnya kalau ada kasus terkonfirmasi, sejak awal kami sudah lakukan tracing di area di pasar tersebut. Untuk yang sekarang agresif itu pada saat masa pelonggaran plus ada pemetaan daerah yang berpotensi rawan," kata Widyastuti kepada wartawan, Kamis, 18 Juni.

Adapun rincian pedagang yang terkonfirmasi kasus positif terbanyak berasal dari Pasar Induk Kramat Jati dengan total 49 orang. Kemudian, pedagang di Pasar Perumnas Klender sebanyak 18 orang, Pasar Tanah Abang 13 orang, Pasar Serdang 14 orang, Pasar Rawasari 14 orang, dan Pasar Petojo Enclek 9 orang.

Selanjutnya, tes di Pasar Pasar Minggu mendapati 3 orang pedagang yang juga positif COVID-19, lalu Pasar Sabeni 3 orang, Pasar Kedip 2 orang, Pasar Thamrin City 2 orang, Pasar Timbul Kelurahan Kartini 2 orang.

Kemudian, Pasar Grogol mendapati 1 orang pedagang terinfeksi COVID-19, Pasar Puri Indah 1 orang, Pasar Obor Gedong 1 orang, Pasar Embrio Makasar 1 orang, Pasar Kompleks Koja 1 orang, Pasar Lenteng Agung 2 orang, dan Pasar Gondangdia 1 orang.