Kunjungan Eropa Presiden Joe Biden: Diawali Bertemu Tentara AS, Ditutup Diskusi dengan Vladimir Putin
Joe Biden dan Vladimir Putin dalam pertemuan tahun 2011 silam. (WIkimedia Commons/Official White House Photo by David Lienemann)

Bagikan:

JAKARTA - Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden memulai perjalanan pertamanya ke luar negeri sejak menjabat, dengan beragam agenda sudah menantinya.

Di Benua Biru, Presiden Biden akan mengiktui pertemuan dengan para pemimpin negara-negara maju (G7), KTT Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO), hingga pertemuan dengan Presiden Rusia Vladimir Putin di Jenewa, Swiss pekan depan. 

"Kami tidak mencari konflik dengan Rusia. Kami menginginkan hubungan yang stabil dan dapat diprediksi. Tapi saya sudah jelas, Amerika Serikat akan merespons dengan cara yang kuat dan bermakna jika pemerintah Rusia terlibat dalam kegiatan berbahaya," ujar Presiden Biden di hadapan 1.000 tentara AS dan keluarga mereka di Pangkalan Udara RAF Mildenhall, Inggris seperti melansir Reuters Kamis 10 Juni. 

"Ini adalah perjalanan luar negeri pertama saya sebagai presiden Amerika Serikat. Saya menuju ke G7, kemudian menteri NATO dan kemudian bertemu dengan Presiden Putin untuk memberi tahu dia apa yang saya ingin dia ketahui," tukas Biden disambut riuh-rendah prajuritnya.

"Di setiap titik di sepanjang jalan, kami akan memperjelas bahwa Amerika Serikat telah kembali dan negara-negara demokrasi di dunia berdiri bersama untuk mengatasi tantangan terberat, dan masalah yang paling penting bagi masa depan kita," tandas Presiden Joe Biden

joe biden
Presiden Joe Biden (Wikimedia Commons/Chairman of the Joint Chiefs of Staff)

Sebelum terbang ke Eropa, Presiden Biden mengatakan kepada wartawan tujuannya terbang ke Eropa untuk memperkuat aliansi, menjelaskan kepada Putin dan China bahwa Eropa dan Amerika Serikat ketat.

Ini termasuk menegaskan kembali komitmen AS terhadap aliansi NATO, sambil menggaris bawahi moderenisasi dan memperluas kemampuan siber NATO. Presiden Biden juga datang ke Eropa dengan niat baik, mengumumkan rencana sumbangan 500 juta dosis vaksin COVID-19 lansiran Pfizer.

Secara resmi, agenda Presiden Biden akan diawali dengan pertemuan KTT G7 yang diharapkan akan didominasi oleh diplomasi vaksin, perdagangan, iklim dan inisiatif untuk membangun kembali infrastruktur di negara berkembang. Para pejabat AS melihat upaya itu sebagai cara untuk melawan pengaruh China yang semakin besar.

Termasuk mengenai pajak minimum global. Para menteri keuangan G7 sepakat sebelum KTT untuk mengejar tarif pajak minimum global minimal 15 persen dan mengizinkan negara-negara pasar untuk mengenakan pajak hingga 20 persen dari kelebihan keuntungan, di atas margin 10 persen.

Kemudian, Presiden Biden akan mengadakan pertemuan dengan Perdana Menteri Inggris Boris Johnson pada Hari Kamis di Cornwall, kesempatan untuk memperbarui 'hubungan khusus' AS-Inggris setelah negara kerajaan tersebut keluar dari Uni Eropa. Kedua negara akan mengeluarkan pernyataan prinsip bersama yang diperbarui untuk menghormati Piagam Atlantik asli dari tahun 1941.

Selain itu, keduanya akan membahas perjanjian damai Jumat Agung 1998, perubahan iklim, proposal untuk melawan pengaruh global China pada infrastruktur dan penarikan pasukan Barat dari Afghanistan.

joe biden
Presiden Joe Biden. (Twitter/@JoeBiden)

Sementara dengan delegasi Jerman, Presiden Biden rencananya akan membahas sejumlah hal, salah satunya adalah pembahasan Pipa Nord Stream 2 Rusia, di mana sikap AS dan Jerman berbeda mengenai proyek senilai 11 miliar dolar AS tersebut.nnya selesai.

Setelah tiga hari pertemuan puncak G7, Biden dan istrinya, Jill, akan mengunjungi Ratu Elizabeth II di Kastil Windsor, sebelum kemudian terbang ke Belgia.

Di Brussel, Presiden Biden akan melakukan pembicaraan dengan para pemimpin NATO dan Uni Eropa. Isu yang akan dibahas diperkirakan seputar Rusia, China serta memperkuat kerja sama NATO.

Dan, kunjungan Presiden Biden ke Eropa akan ditutup dengan pertemuan dengan Presiden Rusia Vladimir Putin. Tidak ada terobosan besar yang diharapkan dari pertemuan ini. Namun, Presiden Biden tidak menutup segala kemungkinan.

"Siapa tahu?. Itu akan menjadi bahan diskusi kita," jawabnya saat ditanya oleh wartawan apakah pertemuannya dengan Putin akan menghasilkan kesepakatan tentang keamanan siber.