Makassar— Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto menegaskan perjanjian batu tulis yang dibuat Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri dan Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto sudah selesai pada Pemilu 2009.
"Kalau perjanjian batu tulis yang dimaksudkan dalam konteks politik Prabowo dan Bu Mega untuk Pemilu sudah selesai pada tahun 2009," kata Hasto dalam diskusi daring PARA Syndicate di Jakarta dilansir Antara, Jumat, 28 Mei.
BACA JUGA:
Hasto menjelaskan syarat perjanjian batu tulis tidak dipenuhi karena terbukti pasangan Megawati-Prabowo kalah pada Pemilu 2009.
Hasto juga menyindir adanya konflik di internal Partai Demokrat memunculkan suara-suara yang menggugat bahwa kemenangan Pemilu 2009 ternyata penuh dengan manipulasi.
"Politik itu menjadikan kekuasaan harus diperoleh dengan cara benar," ujar Hasto.
PDI Perjuangan, kata Hasto, sangat percaya kalau kekuasaan yang diperoleh dengan cara yang tidak benar akan membawa karma politik dan kesengsaraan lahir batin.
"Di kantor PDI Perjuangan kami menuliskan, Satyameva Jayate dimana pada akhirnya kebenaran pasti akan menang," kata Hasto.
Perjanjian batu tulis merupakan perjanjian antara Megawati dan Prabowo saat berpasangan pada Pilpres 2009 yang ditandatangani di kawasan Batu Tulis, Bogor.
Tujuh poin kesepakatan
Terdapat tujuh poin kesepakatan dalam perjanjian itu. Salah satunya Megawati Soekarnoputri mendukung pencalonan Prabowo Subianto sebagai Calon Presiden pada Pemilu 2014.
PARA Syndicate mengadakan diskusi daring dengan tema 'Membaca Dinamika Partai dan Soliditas Koalisi Menuju 2024.'
Direktur Eksekutif PARA Syndicate Ari Nurcahyo mengatakan dinamika partai begitu dinamis pada tiga tahun jelang Pemilu 2024. Hajatan politik besar, yakni pemilihan presiden, pemilihan legislatif, dan pemilihan kepala daerah. Hampir semua partai mengalami dinamika politik beberapa waktu terakhir.
Artikel ini pertah tayang sebelumnya di VOI, Waktunya Merevolusi Pemberitaan!