Bagikan:

KUPANG — Menteri Kebudayaan Fadli Zon menegaskan pentingnya pembangunan budaya dalam membangun Nusa Tenggara Timur (NTT). Hal itu disampaikan saat menghadiri Seminar Nasional "Membedah Frasa Ayo Bangun NTT", Jumat (25/4) di Hotel Harper, Kupang.

Sampai di Bandara El Tari, Menbud Fadli Zon disambut langsung oleh Gubernur NTT Emanuel Melkiades. Penyematan selendang tenun ikat Adonara menandai penghormatan masyarakat terhadap kunjungan tersebut.

Dalam seminar yang dihadiri lebih dari 500 peserta, termasuk jajaran bupati, mahasiswa, dan pelajar, Fadli Zon menekankan bahwa pembangunan fisik harus sejalan dengan pembangunan manusia. Ia mengingatkan kembali pesan dalam lagu kebangsaan Indonesia Raya: "Bangunlah jiwanya, bangunlah badannya."

"Yang paling penting bukan hanya infrastruktur fisik, tetapi membangun budaya manusia. Budaya adalah fondasi yang berkelanjutan untuk pembangunan nasional," ujar Menbud Fadli Zon dalam keterangan tertulis yang diterima Sabtu, 26 April.

Ia berharap seminar ini mampu menginspirasi generasi muda untuk berkontribusi nyata dalam membangun daerahnya masing-masing. "Kita ingin mahasiswa dan pelajar meresapi pentingnya membangun dari bidang masing-masing, karena mereka adalah generasi penerus," lanjutnya.

Fadli Zon menambahkan, Kementerian Kebudayaan berkomitmen menjadikan budaya sebagai kekuatan karakter bangsa. "Budaya harus menjadi national treasure yang terus kita kembangkan," tegasnya.

Gubernur NTT Emanuel Melkiades dalam sambutannya mengapresiasi kunjungan Menbud dan berharap momentum ini memperkuat tekad menjadikan NTT sebagai "Nusa Tanah Terjanji," sesuai pesan Presiden.

“Saya mengajak seluruh diaspora NTT di mana pun berada untuk bersinergi. Forum Pemuda NTT adalah salah satu kekuatan diaspora yang bisa mendorong percepatan pembangunan,” ujar Emanuel.

Seminar "Membedah Frasa Ayo Bangun NTT" menjadi bagian dari rangkaian "Gebyar Forum Pemuda NTT" menjelang pelantikan pengurus DPD Kota Kupang. Kegiatan ini sebelumnya meliputi talkshow di televisi nasional, sosialisasi program magang Universitas San Pedro, hingga aksi penanaman 1.000 pohon bersama 600 siswa.