Politisi PDIP Minta Jokowi Tak Lakukan Reshuffle Sekarang, Momentum Tak Tepat Baiknya Habis Lebaran
Presiden Jokowi (DOK. BPMI Setpres)

Bagikan:

JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) dipastikan melakukan perombakan Kabinet Indonesia Maju pada hari ini, Rabu, 28 April.

Menanggapi hal tersebut, politikus PDIP Hendrawan Supratikno menegaskan bahwa waktu pelaksanaan reshuffle merupakan hak presiden.

"Itu hak prerogatif Presiden, jadi kami menghargai penggunaan hak tersebut," ujar Hendrawan kepada VOI, Rabu, 28 April.

Termasuk kata dia, mekanisme, siapa dan berapa menteri yang akan dirombak dalam kabinetnya. "Bagaimana reshuffle dilakukan, berapa kali, seberapa besar pergantian yang ada, kita tunggu saja," kata anggota Komisi XI DPR itu.

Senada dengan rekan separtainya, anggota Darmadi Durianto menyerahkan keputusan soal reshuffle kepada Presiden sebagai pimpinan negara.

Anggota Komisi VI DPR itu berharap, siapapun menteri yang ditunjuk Jokowi harus mampu menyelesaikan persoalan ekonomi, terlebih ditengah pandemi seperti sekarang ini. Khususnya menteri investasi.

"Karena kinerja menteri kan diukur presiden, tentu dari Komisi VI DPR berharap menteri yang menjadi mitra komisi VI harus punya kompetensi yang tinggi. Punya komitmen yang tinggi untuk menyelesaikan persoalan ekonomi," kata Darmadi. 

Kendati demikian, menurut Darmadi, saat ini momentum perombakan kabinet tidak tepat mengingat mayoritas rakyat Indonesia sedang menjalani ibadah puasa di bulan Ramadan. 

"Menurut saya sekarang momennya kalau reshuffle enggak tepat ya, karena puasa, kan ada baiknya habis lebaran baru reshuffle," saran legislator DKI Jakarta itu. 

Darmadi menilai, daripada reshuffle dilakukan dua kali lebih baik sekaligus saja agar efektif. Pasalnya, menurut kabar Presiden Jokowi hanya mengumumkan dua menteri sore ini dan sisa menteri di reshuffle akan dilangsungkan pasca hari raya Idulfitri.

"Karena memang kan ini masa puasa sebentar lagi lebaran, persiapan menghadapi lebaran. Ini kan harus efektif supaya barang-barang jangan naik, distribusi lancar. Jadi ada baiknya ditunda, tapi itu tergantung presiden lah bagaimana melihatnya," ungkap Darmadi.

"Tapi ya artinya dua kali energi rakyat dipusatkan ke situ (reshuffle, red). Kan yang penting bagaimana energi rakyat itu dipusatkan, bagaimana menghandle pandemi, takutnya menterinya dag dig dug pemikirannya ini direshuffle atau tidak," katanya menambahkan. 

Dalam reshuffle kali ini rencananya, Bahlil Lahadalia bakal dijadikan Menteri Investasi dan Nadiem Makarim sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan-Riset dan Teknologi. Selain itu, Jokowi juga akan melantik Kepala Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN). 

Berdasarkan sumber VOI, posisi BRIN akan ditempati oleh Laksana Tri Handoko yang saat ini menjabat sebagai Ketua Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. 

"Iya,” kata sumber di lingkaran istana membenarkan jabatan baru Laksana Tri Handoko saat dikonfirmasi, Selasa, 27 April.