JAKARTA - Presiden China Xi Jinping menjanjikan keterbukaan dan stabilitas di China saat bertemu dengan puluhan pemimpin perusahaan multinasional di Beijing pada Jumat (28/3).
Dia mengatakan negaranya telah mencatat pertumbuhan ekonomi dan lapangan kerja, meningkatkan kemajuan teknologi, serta mendorong reformasi dan keterbukaan.
"Semua ini menunjukkan bahwa bisnis asing berperan penting dalam upaya modernisasi China," kata Xi dilansir ANTARA, Sabtu, 29 Maret.
Pertemuan di Balai Besar Rakyat itu dihadiri lebih dari 40 CEO perusahaan multinasional, termasuk FedEx, Mercedes-Benz, HSBC, Hitachi, dan Aramco.
"Investor asing telah berkembang pesat dan secara umum menikmati keuntungan yang besar, mendapatkan hasil yang saling menguntungkan, dan menjalin persahabatan yang erat dengan masyarakat China," kata Xi.
Xi mengatakan China telah menjadi kontributor utama dan jangkar stabilitas bagi pertumbuhan global selama bertahun-tahun serta berkomitmen pada kebijakan nasional untuk membuka diri terhadap dunia.
"Pintu China akan terbuka lebih lebar," kata Xi, menegaskan.
Menurutnya kebijakan China untuk menyambut investasi asing tidak berubah, terlebih ketika negara itu memiliki kelas menengah terbesar dan pasar konsumen terbesar kedua di dunia.
"China menawarkan potensi besar untuk investasi dan konsumsi," kata dia.
Xi menegaskan China memberikan perlakuan yang setara bagi pebisnis lokal dan asing, menegakkan persaingan secara adil, memperkuat komunikasi dengan investor asing, menyediakan banyak kemudahan bagi pebisnis dan investor, dan melindungi hak dan kepentingan mereka.
"Selain itu China menikmati stabilitas politik, hukum, dan ketertiban sejak lama, bahkan diakui sebagai salah satu negara teraman di dunia," kata Xi.
Semua itu, kata dia, menunjukkan China menjadi "panggung" besar bagi pengembangan bisnis, prospek pasar yang luas, kebijakan yang stabil, dan lingkungan yang aman.
Xi juga menekankan China mendukung multilateralisme, mempromosikan globalisasi ekonomi yang inklusif, dan berkomitmen untuk membangun ekonomi dunia yang terbuka.
Dia mengungkapkan harapannya agar perusahaan-perusahaan multinasional bisa menjaga sistem perdagangan multilateral, stabilitas rantai industri dan pasokan global, serta melindungi dan memajukan globalisasi ekonomi.
BACA JUGA:
Dalam keterangan tertulis, sejumlah CEO menyuarakan hal senada China telah berubah dari "made in China" menjadi "kekuatan baru yang produktif dan berkualitas."
Mereka menyatakan kesiapannya untuk memperluas kerja sama investasi dan mengembangkan pasar dengan China.
Data Kementerian Perdagangan menunjukkan nilai investasi asing di China dalam dua bulan pertama 2025 mencapai 171,21 miliar yuan (sekitar US$23,87 miliar) atau turun 20,4 persen dibanding periode yang sama tahun lalu.