UNRWA Sebut Lokasi Pengungsian yang Diarahkan Israel Tidak Layak Huni
Penampungan pengungsi Palestina di fasilitas milik UNRWA. (Twitter/@UNRWA)

Bagikan:

JAKARTA - Direktur Urusan UNRWA di Gaza Scott Anderson mengatakan pada Hari Senin, daerah yang baru diperluas di Al-Mawasi, tempat militer Israel mengarahkan ribuan orang dari Rafah timur untuk mengungsi, tidak "cukup layak" untuk dihuni.

Berbicara dari Rafah, Anderson menggambarkan pesisir barat Gaza sebagai "daerah berpasir" dengan "banyak pantai."

"Ini benar-benar bukan tempat yang cocok bagi orang untuk mendirikan tenda dan bisa duduk dan mencoba hidup serta memenuhi kebutuhan dasar mereka setiap hari," katanya kepada CNN, seperti dikutip 7 Mei.

"Saya tahu mereka memperluas wilayahnya baru-baru ini, tapi sebagian besar berada di Khan Younis dan kami masih berusaha memulihkannya dari operasi yang terjadi di sana," lanjutnya.

Diberitakan sebelumnya, militer Israel mengeluarkan seruan agar warga sipil dan pengungsi di timur Rafah untuk pindah ke utara kota itu, seiring dengan rencana operasi yang akan dilakukan di sana. Israel diketahui sejak lama ingin menyerbu Rafah untuk memburu batalyon Hamas.

Militer Israel mengatakan, evakuasi warga dan pengungsi di Rafah timur bukan langkah besar-besaran di wilayah selatan Gaza tersebut.

Saat ditanya berapa lama warga harus pergi, juru bicara militer Israel Kolonel Nadav Shoshani mengatakan: "Masyarakat setidaknya punya waktu berhari-hari untuk pindah," ujarnya saat ditanya berapa lama warga harus mengungsi.

Kolonel Shoshani mengatakan, area "kemanusiaan" di Al-Mawasi, sebuah kota pesisir di sebelah barat Khan Younis, dilengkapi "rumah sakit lapangan, tenda, peningkatan jumlah makanan, air, obat-obatan dan persediaan tambahan."

Shoshani juga mengatakan, saluran air lokal telah diperbaiki ketika wilayah tersebut diperluas.

Anderson mengatakan, perintah evakuasi Israel dapat berdampak pada sekitar 100.000 orang dari lebih dari satu juta orang yang saat ini berada di Rafah, lebih dari setengahnya adalah anak-anak.

Ia mengatakan, sebagian warga yang akan terkena dampak evakuasi sudah empat atau lima kali berpindah lokasi mengungsi.