Rudal Jelajah Pasukannya Hantam Kapal Pendarat Rusia di Krimea, Presiden Zelensky: Tidak Ada Tempat Aman Bagi Penjajah di Ukraina
Presiden Zelensky menerima penjelasan dari militer Ukraina. (Sumber: President.gov.ua)

Bagikan:

JAKARTA - Presiden Volodymyr Zelensky menyebut tidak ada tempat yang aman bagi penjajah di wilayah negaranya, usai kapal perang Rusia terkena serangan rudal jelajah dengan Moskow mengakui adanya kerusakan.

Dalam unggahannya di Telegram, Presiden Zelensky menyindir Angkatan Udara Ukraina telah menambah armada 'kapal selam Rusia' dengan merusak kapal pendarat Novocherkassk yang tengah berlabuh di Krimea pada malam hari.

"Tidak akan ada satu pun tempat damai bagi penjajah di Ukraina," tulis Presiden Zelensky, melansir Reuters 27 Desember.

Sementara itu, Angkatan Udara Ukraina mengatakan pilotnya telah menyerang Pelabuhan Feodosia, Krimea sekitar pukul 02.30 (00.30 GMT), menghancurkan Novocherkassk.

"Dan armada di Rusia semakin kecil! Terima kasih kepada pilot Angkatan Udara dan semua orang yang terlibat atas kerja kerasnya!" kata komandan angkatan udara Ukraina Mykola Oleshchuk, melalui Telegram.

Terpisah, Sergei Markov, mantan penasihat Kremlin mengatakan melalui Telegram, jelas bahwa Rusia tidak akan merilis informasi rinci tentang serangan itu pada saat perang, namun mengatakan Rusia perlu berbuat lebih banyak untuk melindungi asetnya di Krimea.

"Jelas bahwa sistem pertahanan udara Krimea harus diperkuat. Dan jelas bahwa Krimea (Ukraina) perlu kehilangan kesempatan untuk menyerang Rusia," terang Markov.

Diketahui, menurut lembar fakta militer AS mengenai Novocherkask dan kapal-kapal lain di Kelas Ropucha seperti mengutip CNN, kapal itu memiliki panjang 369 kaki (112,5 meter), berbobot sekitar 3.450 ton, setara dengan kapal tempur pesisir Angkatan Laut AS.

Kapal pendarat Novocherkask membawa awak sekitar 87 orang dengan kapasitas 237 tentara, menurut militer AS. Kapal ini dirancang untuk pendaratan di pantai dengan pintu haluan dan buritan, serta kemampuan untuk menampung hingga 25 pengangkut personel lapis baja di dek kendaraannya.

Mykola Oleshchuk sendiri mengatakan, kapal itu membawa drone penyerang Shahed buatan Iran.

Jika penghancuran Novocherkask terkonfirmasi, ini bisa menjadi kejadian ketiga dalam seminggu terakhir di mana militer Rusia menderita kehilangan perangkat keras penting dalam pertempuran, menurut klaim Ukraina.

Pada Malam Natal, Angkatan Udara Ukraina mengatakan pihaknya menghancurkan sebuah jet tempur Su-24 di wilayah timur Donetsk dan sebuah jet tempur Su-30SM di Laut Hitam.

Jumat pekan lalu, Presiden Zelensky mengatakan pasukan negaranya telah menembak jatuh tiga pesawat tempur Su-34 Rusia.