Pentingnya Edukasi Sampah Sejak SD, Ini yang Dilakukan Dompet Dhuafa di Bali
Siswa-swa SD Negeri 5 Kesiman, Denpasar, Bali ikut mengumpulkan sampah. (IST)

Bagikan:

BALI – Dalam salah satu rangkain acara Voluntrip Waste Summit, Dompet Dhuafa menggelar kegiatan edukasi sampah terhadap siswa-siswa sekolah dasar. Kegiatan ini berlangsung di SD Negeri 5 Kesiman, Denpasar, Bali, Pada Jumat 22 September.

Sebanyak 106 siswa tersebut menyambut dengan ceria kedatangan kakak-kakak Dompet Dhuafa pagi itu. Selain itu, para guru pun juga menyambut dengan baik kegiatan peduli lingkungan ini. Rangkaian kegiatan yang dilakukan adalah mengumpulkan dan menimbang sampah, story telling, pemeriksaan kesehatan, dan bermain permainan tradisional.

Beberapa tim organ Dompet Dhuafa yang ikut turun dalam aksi ini di antaranya adalah Dompet Dhuafa Bali, Disaster Management Center (DMC), dan Dompet Dhuafa Volunteer (DDV). Menariknya lagi, kegiatan ini diisi oleh Volunteer Spesialist Dompet Dhuafa, yaitu seorang dokter, dr. Tsaqyla Sabansya dan seorang penulis buku Luftan dan Monster, Imelda Naomi.

Anak-anak Senang Ikut Kegiatan

Ni Luh Putu Deyanti Dewi, salah satu guru kelas 1 SDN 5 Kesiman mengatakan, "Kami senang sekali telah didatangi oleh tim Dompet Dhuafa beserta Kak Naomi di sekolahnya. Anak-anak bisa langsung mendengar cerita langsung dari penulis buku Luftan dan Monster. Kemudian kita juga bermain permainan tradisional. Anak-anak juga senang diperiksa oleh ibu dokter. Saya mengucapkan terima kasih banyak kepada Dompet Dhuafa atas kunjungannya".

Ni Luh Putu Dewayanti Dewi guru SD Negeri Kesiman, Denpasar yang menerima tim dari Dompet Dhuafa. (IST)
Ni Luh Putu Dewayanti Dewi guru SD Negeri Kesiman, Denpasar yang menerima tim dari Dompet Dhuafa. (IST)

Ia kemudian menjelaskan, SDN 5 Kesiman telah bekerja sama dengan Bali Wastu Lestari, sebuah bank sampah yang ada di Denpasar. Dari situ, anak-anak diajarkan baik di sekolah hingga di rumah tentang pemilahan-pemilahan sampah. Setiap bulan, sekolah menggelar kegiatan timbang sampah. Setiap anak dipersilahkan untuk membawa sampah-sampah yang sudah dikumpulkan di rumah ke sekolah untuk ditimbang. Mereka kemudian mendapatkan tabungan uang dari hasil sampah tersebut. Nanti di akhir tahun, tabungan itu akan diserahkan ke masing-masing siswa berupa uang tunai.

"Kebetulan sekolah ini jaraknya tidak jauh dari tempat pembuangan akhir sampah. Orang yang lewat sana, pasti akan mencium bau sampah yang tidak sedap. Itu juga salah satu yang memotivasi kami untuk mengajarkan siswa-siswa memilah sampah sejak dini. Jadi saat dibuang ke sana, pihak TPA dapat langsung menempatkan sampah sesuai kategorinya," jelasnya.

Memang benar, di Bali, isu sampah menjadi isu yang hangat tahun-tahun terakhir ini. Maka itu lah Dompet Dhuafa Bali menjadikan isu sampah ini menjadi isu yang cukup utama. Beberapa kali, Dompet Dhuafa Bali juga telah beberapa kali mengadakan kegiatan bersih-bersih pantai, termasuk yang akan dilaksanakan esok bersama para relawan DDV.

"Ini menjadi tugas kita bersama untuk menjaga lingkungan tetap bersih. Mudah-mudahan dengan datang ke sekolah-sekolah seperti ini, menjadi langkah-langkah kecil kita untuk mengajarkan betapa pentingnya menjaga sampah agar dibuang sesuai dengan seharusnya," terang Fadly Hassan selaku Pimpinan Cabang Dompet Dhuafa Bali.

Ternyata, SD Negeri 5 Kesiman sudah lama memiliki buku Luftan dan Monster. Sebagian besar siswa juga sudah membacanya. Kedatangan Kak Naomi selaku penulisnya membuat para siswa senang sebab buku langsung dibacakan dan diceritakan oleh si penulis.

"Luftan ini kan orang yang benar-benar ada, bukan tokoh fiktif. Dia anak muda yang sangat peduli terhadap lingkungan. Jadi mudah-mudahan anak-anak yang lain juga bisa belajar dari Luftan. Mereka jadi lebih banyak mengamati lingkungan, mengetahui tentang jenis-jenis sampah, sehingga akan semakin bermanfaat bagi alam dan orang banyak," ucap Naomi.

Pada saat pemeriksaan kesehatan, dr. Tsaqila menyampaikan pesan untuk selalu menerapkan hidup bersih dan sehat kepada siswa-siswa. Untuk melakukannya, setiap orang dapat memulainya dengan menjaga kebersihan diri sendiri. Jika semua orang sadar akan hidup bersih, tentu akan mampu menghindari penyakit akibat pencemaran lingkungan

"Dalam menjaga kebersihan lingkungan bisa dimulai dari menjaga kebersihan diri, yaitu perilaku hidup bersih dan sehat. Keterkaitan lingkungan erat dengan kesehatan, di mana ketika perilaku bersih tercermin dalam keseharian bisa menghindarkan diri dan masyarakat sekitar dari penyakit akibat pencemaran lingkungan," tuturnya.

Usai acara ini, Dompet Dhuafa kemudian beranjak ke Pantai Martasari dan Pantai Padang Galak untuk melanjutkan rangkaian acara Voluntrip Waste Summit selanjutnya.