Sebut Sekutu Tidak Mendukung Peperangan di Wilayah Rusia, Presiden Zelensky: Kita akan Ditinggalkan Sendiri
Presiden Zelensky saat menghadiri KTT NATO di Vilnius, Lithuania. (Twitter/@ZelenskyyUa)

Bagikan:

JAKARTA - Koalisi internasional yang membantu perjuangan Ukraina menghadapi invasi Moskow, tidak akan mendukung Kyiv jika memindahkan peperangan ke wilayah Rusia, kata Presiden Volodymyr Zelensky Hari Minggu.

Sekutu Barat yang dipimpin Amerika Serikat sejak awal mensyaratkan, bantuan persenjataan yang mereka berikan, mulai dari senjata anti-serangan udara perorangan, tank hingga yang terbaru janji pengiriman jet tempur F-16, hanya boleh dipergunakan untuk mengusir pasukan Rusia dari wilayah Ukraina.

"Saya percaya ini adalah risiko besar, kita pasti akan dibiarkan sendiri," jawab Presiden Zelensky saat ditanya apakah sudah waktunya memindahkan perang ke wilayah Rusia, melansir CNN 28 Agustus.

Presiden Zelensky mengatakan, perjuangan Ukraina untuk merebut kembali wilayahnya sangat terbantu oleh hubungannya dengan sekutunya.

"Kemajuan dan tanggung jawab Ukraina di medan perang selalu bersifat bilateral," ujar kata Presiden Zelensky, seraya menambahkan mitra internasional adalah bagian dari setiap kemenangan, setiap penundaan dalam serangan balasan, setiap tindakan defensif dan setiap kelemahan.

Selain itu, Presiden Zelensky juga mengatakan dirinya yakin "mendorong demiliterisasi Rusia" di Krimea bisa dilakukan melalui cara-cara politik.

Diketahui, dalam beberapa bulan terakhir serangan di wilayah Rusia mengalami peningkatan, di mana para pejabat Rusia mengatakan drone dan penembakan Ukraina bertanggung jawab atas serangan yang terkadang melukai atau membunuh warga sipil.

Para pejabat di Kyiv telah menyinggung insiden tersebut, namun Ukraina sering menolak untuk mengakui secara eksplisit serangan di perbatasan.

Sebaliknya, Ukraina mendapat pujian atas serangan drone laut dan persenjataan lainnya terhadap Krimea yang dikuasai Rusia dan sasaran-sasaran di sekitar Laut Hitam, menjanjikan akan ada serangan serupa di masa depan.

Rusia merebut Semenanjung Krimea dan menyatakan pihaknya mengambil wilayah sendiri pada tahun 2014, sebuah tindakan yang dikecam sebagai tindakan ilegal oleh Ukraina, Amerika Serikat dan badan-badan internasional.

Kyiv sendiri berulang kali menegaskan, tujuannya mengusir Rusia dari Ukraina, termasuk merebut kembali Krimea.