Masuk Musim Kemarau 2023, 6 Kecamatan di Lombok Tengah Jauh dari Mata Air Alami Kekeringan
Ilustrasi. Sungai Jeneberang yang mengering akibat kemarau melanda Kabupaten Gowa, Sulsel, pada Oktober 2019. (Antara-Abriawan A)

Bagikan:

NTB - Memasuki musim kemarau 2023 sebanyak enam kecamatan di Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB), mulai mengalami kekeringan.

Hal iu dikatakan KepalaBadan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lombok Tengah, H Ridwan Ma'aruf.

"Dari 12 Kecamatan di Lombok Tengah, ada enam kecamatan yang mengalami kekeringan di 2023 ini," katanya di Praya, Selasa 6 Juni, disitat Antara.

Adapun enam kecamatan yang mulai mengalami kekeringan itu adalah Kecamatan Pujut, Praya Timur, Praya Barat, Praya Barat Daya, Janapria dan Kecamatan Jonggat.

"Enam wilayah itu jauh dari sumber mata air, sehingga lebih cepat mengalami kekeringan saat musim kemarau 2023," katanya.

Sedangkan untuk Kecamatan Batukliang, Batukliang Utara, Kopang, Peringgarata, Praya dan Praya Tengah masih dalam kondisi aman, karena wilayah itu lebih dengan sumber air.

"Akibat musim kemarau ini debit air di Lombok Tengah mulai berkurang," katanya.

Ia mengatakan, meskipun debit air berkurang, namun sampai saat ini belum ada warga yang mengajukan permintaan air bersih.

"Bantuan air bersih telah kita siapkan, namun sampai awal Juni ini belum ada yang mengajukan permintaan," katanya.

Berdasarkan informasi dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Nusa Tenggara Barat, musim kemarau 2023 ini diprediksi lebih lama bila dibandingkan dengan musim kemarau 2022.

"Prediksi musim kemarau 2023 ini berlanjut hingga September, meskipun normalnya Oktober itu telah mulai hujan," kata Ridwan Ma'aruf .

Sebelumnya,Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyatakan, suhu dingin mulai memasuki wilayah Nusa Tenggara Barat (NTB) menandakan musim kemarau mulai memasuki puncaknya di awal Juni 2023.

"Tanda musim kemarau mulai memasuki puncaknya di wilayah NTB,'' kata prakirawan BMKG Stasiun Klimatologi Nusa Tenggara Barat, Ni Made Adi Purwaningsih.

BMKG juga menyatakan, di periode musim kemarau ini masyarakat perlu tetap mewaspadai adanya potensi kekeringan yang mungkin akan terjadi di beberapa waktu ke

depan.

"Masyarakat NTB dihimbau agar dapat menggunakan air secara bijak, efektif dan efisien," tandasnya.