Siap-siap Bunda, Harga Telur di Jakarta Bakal Meroket Jelang Ramadan
Photo by Hello I'm Nik on Unsplash

Bagikan:

JAKARTA - Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan, dan Pertanian (DKPKP) DKI Jakarta Suharini Eliawati mengungkapkan bahwa harga telur akan terus naik jelang bulan Ramadan tahun ini. Hal ini dilihat dari tren kenaikan harga komoditas pangan yang terjadi setiap tahunnya.

"Sebagaimana tren kenaikan dan penurunan mendekati HBKN (hari besar keagamaan nasional), biasanya harga komoditas pangan yang naik paling tinggi sebelum Ramadan adalah telur," kata Eli kepada wartawan, Kamis, 9 Februari.

Eli belum bisa memprediksi berapa kenaikan harga telur pada Ramadan tahun ini. Berdasarkan data sebelumnya, kenaikan harga telur bisa mencapai 7 persen dari harga eceran tertinggi (HET) yang ditetapkan sebesar Rp27.000 per kilogram.

"Nanti kita coba lihat untuk periode sekarang. Menurut data 5 tahun terakhir, kenaikan harga tertinggi pada telur bisa sampai 7 persen. (komoditas) yang lain-lain, bagi kami (kenaikan harganya) biasa," urai Eli.

Sementara itu, komoditas pangan lain seperti beras dan daging, menurut Eli, diprediksi tak akan mengalami kenaikan harga yang signifikan.

"Kenapa kita sampaikan biasa, itu saatnya pedagang ingin merasakan kenaikan harga sedikit. Kalau masih di angka 0 sampai 3 persen kenaikan harga masing masing, bagi kami itu kami anggap normal," ujar dia.

Sejalan dengan itu, Pemprov DKI juga terus melanjutkan program pangan murah bersubsidi. Dengan program subsidi itu, warga cukup membayar Rp126 ribu untuk membeli satu kilogram daging sapi, daging ayam 0,9 kilogram, telur 15 butir, ikan kembung 1 kilogram, beras 5 kilogram, hingga susu UHT.

"Jadi kalau subsidi pangan akan jalan terus harganya tetap untuk masyarakat, yang berubah-ubah adalah kami memberikan subsidinya," imbuhnya.