Canberra Batalkan Keputusan Akui Yerusalem Barat Sebagai Ibu Kota Israel, Menlu Penny Wong: Australia Berkomitmen untuk Solusi Dua Negara
Menlu Australia Penny Wong. (Wikimedia Commons/U.S. Department of State)

Bagikan:

JAKARTA - Pemerintah Australia membatalkan keputusan pemerintahan sebelumnya, mengenai pengakuan Yerusalem Barat sebagai ibu kota Israel, menilai keputusan sebelumnya menyebabkan perubahan posisi Negeri Kanguru.

Menegaskan dukungan Partai Buruh yang berkuasa untuk Israel dan Palestina tidak tergoyahkan, Menteri Luar Negeri Australia Penny Wong menyebut posisi negara itu kembali seperti sebelumnya.

"Australia berkomitmen untuk solusi dua negara di mana Israel dan negara Palestina masa depan hidup berdampingan, dalam perdamaian dan keamanan, dalam perbatasan yang diakui secara internasional," kata Menlu Wong, melansir CNN 18 Oktober.

"Kami tidak akan mendukung pendekatan yang merusak prospek ini," sambungnya.

Pemerintahan Australia sebelumnya yang dipimpin oleh mantan Perdana Menteri Koalisi Scott Morrison, mengakui Yerusalem Barat sebagai ibu kota Israel pada 2018, menyusul pengumuman yang dibuat oleh mantan Presiden AS Donald Trump.

Menlu Wong mengatakan kepada wartawan, keputusan PM Morrison "menempatkan Australia keluar dari langkah mayoritas komunitas internasional", dan disambut dengan keprihatinan oleh negara tetangga mayoritas Muslim, Indonesia, seperti mengutip Reuters.

"Saya menyesalkan keputusan Mr. Morrison untuk bermain politik mengakibatkan pergeseran posisi Australia, dan penderitaan akibat perubahan ini telah menyebabkan banyak orang di komunitas Australia yang sangat peduli dengan masalah ini," jelas Menlu Wong.

Pemerintahan Morrison menandai pemindahan kedutaan dari Tel Aviv hanya beberapa hari sebelum pemilihan sela di pemilih Sydney dengan perwakilan Yahudi yang kuat, yang tetap kalah dari partai Liberal-nya.

Diketahui, Trump mengubah tujuh dekade kebijakan luar negeri AS dengan menyatakan Amerika Serikat menganggap Yerusalem sebagai ibu kota Israel pada tahun 2017, Tahun berikutnya, AS memindahkan kedutaannya dari Tel Aviv ke Yerusalem.

Sebelum pengumuman Trump, para pemimpin AS berturut-turut telah menolak membuat pernyataan apa pun tentang masalah ini sebelum konflik Israel-Palestina diselesaikan. Keputusan Trump mengundang kecaman dari para pemimpin dunia dan mengirimkan gelombang kejutan ke seluruh dunia Muslim.