BPIP: Dalam Politik Pancasila Harus Dijadikan Pandangan Ideologi
Direktur Pengkajian Materi Pembinaan Ideologi Pancasila Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Aris Heru Utomo. ANTARA/HO-BPIP

Bagikan:

JAKARTA - Direktur Pengkajian Materi Pembinaan Ideologi Pancasila Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Aris Heru Utomo mengingatkan pentingnya membumikan Pancasila ke ruang publik dengan pengenalan kembali aspek historisitas bangsa Indonesia.

“Pemahaman yang mendalam akan historisitas bangsa Indonesia dan Pancasila akan membawa kita memahami konseptualitas nilai-nilai Pancasila dan fungsi pokok Pancasila,” ujar Aris dikutip Antara, Selasa 26 Juli.

Aris menjelaskan, memahami nilai-nilai Pancasila melalui aspek historisitas akan mengarahkan masyarakat pada aktualitas Pancasila dalam bentuk norma-norma kehidupan nasional yang bersifat ideologis dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

Aris pun kemudian menyampaikan beberapa poin kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara yang pada dasarnya meliputi aspek kehidupan politik, ekonomi, sosial dan budaya, serta pertahanan dan keamanan.

“Di bidang politik misalnya, penting untuk meyakini Pancasila sebagai pandangan hidup, dasar negara, dan ideologi nasional bangsa Indonesia,” tuturnya menjelaskan.

Adapun di bidang ekonomi, penting untuk meyakini bahwa kekayaan wilayah Nusantara, baik potensial maupun efektif, merupakan modal dan milik bersama bangsa, karenanya penting untuk dikelola untuk mewujudkan kemakmuran rakyat.

Sementara itu, ucap Aris melanjutkan, di bidang sosial dan budaya, penting untuk meyakini kemajemukan bangsa dalam suku, agama, maupun budaya dan asal keturunan merupakan modal dan milik bersama bangsa.

“Terakhir, di bidang pertahanan dan keamanan, penting untuk memahami bahwa setiap ancaman merupakan ancaman terhadap segenap masyarakat dan negara,” kata Aris.

Pernyataan tersebut ia sampaikan ketika Aris menjadi salah satu narasumber pada kegiatan yang bertajuk “Penguatan Pembinaan Ideologi Pancasila Jejaring Panca Mandala (JPM) Provinsi Jawa Timur” di Surabaya, Jawa Timur, Senin 25 Juli.

Mengawali paparannya, di hadapan sekitar 200 orang anggota JPM yang merupakan perwakilan dari provinsi dan seluruh kabupaten/kota di Jawa Timur, Aris mengingatkan pesan Presiden Pertama Indonesia Ir Soekarno dalam pidato kenegaraan 17 Agustus 1966, yakni “Jangan sekali-kali meninggalkan sejarah atau Jas Merah”.

JPM merupakan forum yang diinisiasi oleh dan dari komponen masyarakat yang bersifat sukarela dan berdasar kesamaan tujuan anggota untuk ikut berperan menanamkan nilai-nilai Pancasila di lingkungannya, baik dalam skala kabupaten/kota hingga provinsi.

BPIP mengharapkan JPM dapat terbentuk di seluruh provinsi dan kabupaten se-Indonesia.