Antisipasi Fenomena La Nina, BMKG Koordinasi ke Gubernur Sulsel
Gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel) Nurdin Abdullah bertemu BMKG Sulsel (DOK. Pemprov Sulsel)

Bagikan:

MAKASSAR - Gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel) Nurdin Abdullah segera berkoordinasi dengan pimpinan daerah di Sulsel untuk mengantisipasi dampak fenomena La Nina.

Hal ini disampaikan Nurdin Abdullah usai mendapat laporan dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Sulsel. Laporan BMKG ini menurut Prof NA—sapaan Nurdin Abdullah—harus direspons baik dengan melakukan langkah antisipasi.

"Kita merespons baik hal ini dan akan mengkoordinasikan dengan pimpinan daerah di Sulsel," ujar Prof NA dalam keterangan Pemprov Sulsel, Minggu, 18 Oktober

Prof NA menegaskan akan segera mensosialisasikan dan menghubungi semua bupati dan wali kota untuk membahas langkah antisipasi fenomena La Nina.

"Ini akan kita sosialisasikan dan menghubungi semua bupati dan wali kota. Untuk kita bahas secara mendalam," tegasnya. 

Sementara itu Kepala BBMKG Wilayah IV Makassar, Darmawan mengatakan prakiraan curah hujan untuk musim hunan di Sulawesi Selatan bakal terjadi pada bulan November dan puncaknya pada bulan Januari 2021.

“Musim hujan tahun 2020-2021 Sulawesi Selatan wilayah pantai barat akan masuk di November. Awal November sudah mulai masuk musim penghujan. Puncaknya diperkirakan pada bulan Januari,” kata Darmawan.

Dia menjelaskan fenomena La Nina diperkirakan terus berkembang mencapai intensitas moderat pada akhir 2020 dan mulai menyeluruh pada Januari-Febuari 2021. 

"Ini sekarang La Nina, yaitu peningkatan curah hujan yang tinggi itu sedang meningkat, dari indeks lemah ke moderat, peningkatan curah hujan bulanan antara 20 hingga 40 persen di atas normal.,"jelasnya. 

Darmawan menyebut Sulsel belum masuk sepenuhnya musim hujan, di mana Pulau Jawa sudah mulai masuk, sehingga dampaknya perlu diantisipasi.  

"Seiring kenaikan curah hujan, La Nina yang berpotensi meningkatkan risiko banjir dan membuat lahan pertanian terendam. Maka kami memberikan saran agar saluran air di lahan pertanian mesti diperlebar dan memastikan aliran air tidak ada hambatan," ujarnya. 

Darmawan menyebut Daerah aliran Sungai (DAS) harus bisa diantisipasi dengan baik agar tidak terjadi banjir bandang. 

"Antisipasi DAS-DAS yang mungkin kita prediksi akan menjadikan banjir bandang harus segera dilakukan Sehingga kejadian di Bantaeng dan Luwu Raya tidak terjadi lagi," pungkasnya.