850 Desa di Sulteng Belum Punya Akses Internet
Gubernur Sulteng Rusdy Mastura meluncurkan program smart village di Desa Pakuli, Kabupaten Sigi pada Jumat (5/11/2021). ANTARA/HO-Biro Administrasi Pimpinan Setda Pemprov Sulteng

Bagikan:

PALU - Kepala Dinas Pemberdayaan Mayarakat dan Desa (PMD) Provinsi Sulawesi Tengah Mohamad Nadir menyebut ada 850 desa yang tersebar di seluruh daerah di Sulteng yang belum memiliki akses internet.

"Dari total 1.842 desa di Sulteng, sebanyak 942 desa sudah memiliki akses internet. Sementara 850 desa lainnya belum memiliki akses, "katanya di Palu, dilansir Antara, Jumat, 20 Mei.

Ia mengemukakan saat ini internet menjadi salah satu pendongkrak penting pembangunan di desa. Jika suatu desa memiliki akses internet, maka warga di desa tersebut dapat meningkatkan taraf hidupnya dengan memanfaatkan Internet untuk berkomunikasi dengan orang luar tanpa harus keluar dari desa dalam rangka mempromosikan potensi-potensi desa yang ada.

Sebaliknya jika suatu desa tidak memiliki akses internet, maka warga yang bermukim di sana tidak akan terisolasi dari dunia luar karena minim memperoleh informasi terbaru sehingga berdampak pada melambatnya pembangunan suatu desa dan warganya, katanya.

"Untuk mengatasi itu secara bertahap tiap tahun, mulai tahun 2022 hingga tahun 2024 kita menyediakan akses internet di desa-desa di Sulteng. Ini menjadi salah satu program utama Pemerintah Provinsi Sulteng dan dibantu oleh Kementerian Desa karena Kementerian Desa juga punya program untuk menyediakan akses Internet di 3.000 desa di Indonesia," ujarnya.

Sementara itum Tenaga Ahli Gubernur Sulteng M Ridha Saleh mengatakan jika internet telah tersedia di suatu desa. Hal yang paling penting untuk dilakukan berikutnya yakni memastikan jaringan internet di desa itu stabil sehingga seluruh warga desa dapat mengakses internet untuk kepentingan pengetahuan dan meningkatkan taraf hidup dan pembangunan di desa.

"Ini salah satu cara mentransformasi pembangunan di desa. Jadi bagaimana desa dapat menjadi basis untuk meningkatkan pembangunan di daerah. Makanya kami bekerjasama dengan Perusahaan Listrik Negara (PLN) dan vendor di bidang kelistrikan yang merupakan anak perusahaan PLN untuk menstabilkan jaringan internet di desa,"kata dia.