Sembuh 8, Pasien COVID-19 di Palangka Raya Tinggal 45 orang
Ilustrasi tes COVID-19 di Pasar Beringharjo, DI Yogyakarta. (Antara)

Bagikan:

Palangka Raya - Pasien COVID-19 di Palangka Raya tinggal 45 orang. Setelah terakhir delapan orang dinyatakan sembuh dari paparan virus corona.

"Sampai kemarin ada delapan pasien yang kembali dinyatakan sembuh, sehingga saat ini tinggal 45 orang yang menjalani perawatan dari paparan COVID-19," kata Wali Kota Palangka Raya Fairid Naparin, Jumat 22 April.

Sampai kemarin di Palangka Raya tercatat dari total 17.711 pasien COVID-19, sebanyak 17.128 orang yang sudah sembuh. Artinya, tingkat kesembuhan warga kita dari virus corona mencapai 96,71 persen.

Meski tingkat kesembuhan tinggi, masyarakat tetap diminta selalu waspada terhadap penyebaran COVID-19. Selain itu juga harus selalu menaati aturan yang ada dengan melaksanakan protokol kesehatan secara ketat.

Apalagi Satgas Penanganan COVID-19 Kota Palangka Raya juga mencatat sebanyak 538 pasien corona meninggal dunia.

Dalam rangka memutus mata rantai penyebaran COVID-19, Pemerintah Kota Palangka Raya, melalui tim gugus tugas terus melakukan berbagai upaya mulai dari sosialisasi, deteksi dini, pengamanan hingga penanganan kasus.

Terlebih lagi, beberapa kasus merupakan penularan baru dan lainnya merupakan kontak erat atau terpapar dari anggota keluarga terdekat.

"Belum lagi saat ini kita telah masuk Bulan Ramadhan dan dilanjutkan Idul Fitri. Mari kita pastikan di bulan yang kita nantikan setiap tahun ini dilaksanakan dengan aman, nyaman dan dengan kondisi kesehatan terjaga," tuturnya.

Pemerintah bersama berbagai pihak terkait pun menggencarkan vaksinasi sebagai upaya meningkatkan daya tahan tubuh menghadapi paparan virus tersebut.

Pihaknya pun akan menegakkan peraturan penerapan protokol kesehatan secara tegas. Setiap pihak yang terbukti melakukan pelanggaran akan dikenakan sanksi sesuai aturan yang berlaku.

Di sisi lain, Fairid meminta jajaran Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkungan pemerintah setempat tetap produktif selama Ramadhan 1443 Hijriah.

Dia mengatakan, Ramadhan justru harus dijadikan ASN semakin semangat dalam bekerja dan melayani. Karena, menurut dia, momen tahunan yang dinantikan umat Islam ini banyak mengandung kebaikan sehingga harus bisa dimaksimalkan.