Kekerasan Meningkat di Tepi Barat, Meski Menhan Israel Sempat Bicara dengan Presiden Palestina
Ilustrasi aparat keamanan Israel. (Wikimedia Commons/Israel Police)

Bagikan:

JAKARTA - Kekerasan dan pertumpahan darah terjadi di kawasan Tepi Barat, merenggut korban jiwa, kendati sebelumnya Menteri Pertahanan Israel dan Presiden Palestina berbicara di telepon, mengharapkan Ramadan yang damai.

Pasukan Israel membunuh dua wanita Palestina Pada hari Minggu, setelah salah satunya berlari ke arah pasukan dan yang lainnya menikam seorang tentara dalam insiden terpisah di Tepi Barat yang diduduki, kata pejabat keamanan Israel.

Dengan meningkatnya kekerasan setelah serangkaian serangan Arab yang mematikan di Israel, seorang pria Palestina dibunuh oleh tentara Israel selama apa yang dikatakan penduduk setempat sebagai konfrontasi dengan pelempar batu di dekat Kota Betlehem di Tepi Barat, kementerian kesehatan Palestina mengumumkan.

Militer Israel mengatakan pasukan menembak seorang Palestina yang melemparkan bom bensin ke arah kendaraan Israel, melansir Reuters 11 April.

Pertumpahan darah itu bertepatan dengan dimulainya Bulan suci Ramadhan, ketika kekerasan Israel-Palestina meletus di masa lalu dan, Mei lalu, berubah menjadi perang 11 hari antara militan Gaza dan Israel.

Di Betlehem, tidak ada senjata yang ditemukan di tubuh seorang wanita Palestina yang ditembak dan dibunuh, setelah dia mengabaikan seruan tentara dan peringatan tembakan untuk berhenti berlari ke arah mereka, jelas militer Israel, menambahkan pihaknya telah memulai penyelidikan.

Beberapa jam kemudian, seorang wanita Palestina bersenjatakan pisau ditembak mati setelah dia melukai ringan seorang polisi perbatasan paramiliter di Hebron, di luar Makam Para Leluhur, yang oleh umat Islam disebut masjid al-Ibrahimi, kata pejabat keamanan Israel.

Diketahui, pasukan Israel dalam siaga tinggi menyusul serangan oleh tiga anggota minoritas Arab Israel, serta dua warga Palestina dari Tepi Barat yang telah menewaskan 14 orang di Israel sejak akhir Maret.

Lebih dari 20 warga Palestina, banyak dari mereka militan bersenjata, telah dibunuh oleh pasukan Israel sejak Januari, sementara warga Palestina telah melaporkan peningkatan kekerasan oleh pemukim Israel di Tepi Barat.

Terpisah, Hussein al-Sheikh, seorang pejabat senior Palestina, mengatakan perluasan permukiman Israel di tanah pendudukan yang diinginkan warga Palestina untuk sebuah negara dan kunjungan sayap kanan Israel ke kompleks masjid Al-Aqsa di Yerusalem telah menyebabkan eskalasi.

Diberitakan sebelumnya, Menteri Pertahanan Israel Benny Gantz menelpon Presiden Palestina Mahmoud Abbas, mengharapkan kedamaian dan ketenangan selama Ramadan Menteri Gantz mengucapkan selama memasuki Bulan Ramadan yang diberkati dalam panggilan telepon dengan Presiden Abbas.

"Menteri Gantz mengucapkan selamat Bulan Ramadan kepada Presiden Abbas dan rakyat Palestina. "Ramadan harus menjadi bulan damai dan tenang, bukan periode yang ditandai dengan teror," kata kantor Gantz, melansir The National News.

Dalam kesempatan yang sama, Menteri Gantz menyatakan 'penghargaan' atas komentar Presiden Abbas, tentang serangan di Kota Bnei Brak dekat Tel Aviv akhir bulan lalu.

Presiden Abbas telah mengeluarkan kecaman yang jarang terjadi atas serangan 29 Maret, di mana lima orang tewas setelah seorang Palestina melepaskan tembakan ke orang yang lewat.

Dia mengatakan, pembunuhan itu "hanya akan menyebabkan memburuknya situasi lebih lanjut, sementara kita semua berjuang untuk stabilitas."