Kemenkes Tinjau Kesiapan RS Unhas Terima Alat Whole Genome Sequensing
FOTO VIA ANTARA

Bagikan:

MAKASSAR - Kementerian Kesehatan melalui Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) meninjau kesiapan Rumah Sakit Pendidikan Universitas Hasanuddin untuk menerima alat Whole Genome Sequensing (WGS).

Kegiatan ini digelar secara luring terbatas dengan penerapan protokol COVID-19 di Ruang Pertemuan Lantai 6 RSPTN Unhas, Kampus Tamalanrea, Makassar.

Direktur Jenderal P2P Kemenkes Dr dr Maxi Rein Rondonuwu DHSM., MARS di Makassar, mengatakan alat WGS merupakan salah satu bagian dari program pengembangan Kemenkes RI dengan tujuan memperkuat surveillance.

Hadirnya WGS di RSPTN Unhas diharapkan akan memperkuat surveillance, utamanya pada kawasan Indonesia Timur. Kehadiran WGS juga diharapkan menjadi media pengembangan layanan berbasis teknologi dan penelitian.

"Akhir bulan ini alatnya sudah bisa digunakan. Untuk tiga tahun ke depan, biaya operasional alat ini menjadi tanggungan kami. Setelah tiga tahun, akan dilakukan proses evaluasi terhadap pemanfaatannya," jelas dr Maxi dilansir Antara, Selasa, 5 April.

Whole genome sequensing adalah metode yang digunakan untuk mengurutkan genom yang berada di organisme, seperti bakteri, virus, dan manusia.

WGS banyak dimanfaatkan sebagai penelitian di bidang genetik dan biologi molekuler, termasuk bidang medis untuk memahami berbagai penyakit.

Aplikasi WGS juga berperan penting untuk mengetahui mutasi genetik pada COVID-19. Penerapan WGS membantu para peneliti mendapatkan informasi genetik mengenai asal penyakit dan penyebaran varian COVID-19 di masyarakat.

Direktur Utama RSPTN Unhas Dr dr St. Maisuri Tadjuddin Chalid, Sp.OG (K), menjelaskan pusat laboratorium RSPTN Unhas memiliki multi manfaat. Selain sebagai pelayanan kesehatan, juga digunakan dalam pengembangan riset.

Lebih lanjut, ditambahkan sumber daya yang dimiliki juga kompeten dan berkualitas. Sehingga, diharapkan dengan hadirnya WGS akan semakin memperkuat pelayanan dan pengembangan riset di Rumah Sakit Unhas.

"Kami banyak menerima hibah dan terlibat dalam penelitian internasional. Saat awal pandemi COVID-19, laboratorium BSL-3 mendapatkan kepercayaan untuk melakukan pemeriksaan sampel COVID-19. Ini menunjukkan komitmen dan keterlibatan RS Unhas dalam memberikan pelayanan kesehatan maupun riset secara optimal," jelas dr. Maisuri.

Rektor Unhas Prof Dr Dwia Aries Tina Pulubuhu, mengatakan penempatan alat mutakhir tersebut akan semakin melengkapi laboratorium BSL-3 RSPTN Unhas.

"Laboratorium kami juga banyak dimanfaatkan untuk penelitian skala internasional. Alat WGS ini nantinya akan kami pantau secara optimal dan digunakan sebaik mungkin," ujarnya.