Seorang Kakek Mengemudi dalam Keadaan Mabuk, Dua Anak SD Tewas Ditabrak, Hukuman Ditetapkan Selama 14 Tahun
Ilustrasi. (Wikimedia Commons/Joe Gratz)

Bagikan:

MAKASSAR - Karena mengemudi dalam keadaan mabuk, seorang pengemudi mengakibatkan kecelakaan yang merenggut korban jiwa dan korban luka-luka, kejadian tersebut membawanya pada hukuman penjara.

Pada 25 maret, Pengadilan Jepang menjatuhkan hukuman 14 tahun penjara kepada seorang pria berusia 61 tahun, karena mengemudi dalam keadaan mabuk yang menyebabkan dua anak sekolah dasar tewas, sementara tiga lainnya terluka parah di dekat Tokyo tahun lalu.

Pengadilan Distrik Chiba menetapkan kakek bernama Hiroshi Umezawa bersalah karena mengemudi di bawah pengaruh alkohol ketika dia menabrak sekelompok murid yang pulang dari sekolah di sebuah jalan di Yachimata, Prefektur Chiba, pada Juni tahun lalu.

Kasus mengemudi dalam keadaan mabuk terburuk

Dalam persidangan, jaksa mengutuk Umezawa atas apa yang mereka sebut sebagai salah satu kasus mengemudi dalam keadaan mabuk terburuk di Jepang, dan memutuskan hukuman 15 tahun penjara untuknya.

Melansir Kyodo News 25 Maret, pengadilan menemukan bahwa Umezawa terus mengemudi dalam keadaan mabuk paling lambat sejak 2020.

"Meskipun dia harus menjaga keselamatan sebagai pengemudi profesional truk berat, dia terus mengemudi dalam keadaan mabuk," ujar Hakim Ketua Daisaku Kaneko saat menjatuhkan putusan.

Umezawa mengakui tuduhan mengemudi berbahaya yang mengakibatkan cedera atau kematian, serta meminta maaf kepada keluarga yang ditinggalkan. Sementara, pengacara sang kakek meminta keringanan hukuman, dengan beralasan bahwa dia menyesal.

Anggota keluarga yang berduka menyatakan keengganan mereka untuk menerima putusan tersebut, dengan mengatakan hukuman penjara maksimum 15 tahun yang dituntut oleh jaksa sudah dirasa tidak memadai.

Dan, bahwa mereka tidak dapat memahami mengapa akhirnya hukuman menjadi lebih sedikit dari semula 15 tahun menjadi 14 tahun.

Kerap mengemudi di bawah pengaruh alkohol

Jaksa menunjukkan, Umezawa kerap mengemudi di bawah pengaruh alkohol, bahkan minum saat bekerja. Sebelum kecelakaan itu, dia mengonsumsi 220 mililiter minuman keras sulingan 'shochu' yang dia beli di toko serba ada, kata mereka.

Alkohol yang melebihi batas legal terdeteksi saat dia menjalani tes breathalyzer setelah kecelakaan itu, kata polisi.

Diketahui, dua anak laki-laki, masing-masing berusia 7 dan 8 tahun, tewas dalam kecelakaan tersebut. Sementara, dua anak laki-laki dan seorang perempuan lainnya terluka parah.

Umezawa minum alkohol di tempat istirahat di jalan tol selama bekerja sekitar jam 3 sore, pada 28 Juni 2021, sebelum melintasi jalan di Yachimata sekitar pukul 15:30, di mana ia tertidur dan menabrak sekelompok anak sekolah, menurut putusan tersebut.

Artikel ini pernah tayang sebelumnya di VOI, Waktunya Merevolusi Pemberitaan!

 

Ikuti artikel dan berita Sulsel terkini, klik link berikut untuk update info terbaru.