Guncangan Terasa di Dua Wilayah, BMKG: Belum Ada Laporan Kerusakan Akibat Gempa di Kepulauan Mentawai
Ilustrasi/Foto: Antara

Bagikan:

MAKASSAR - Koordinator Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Daryono mengungkapkan bahwa hingga Senin pukul 07.30 WIB belum ada laporan terkait kerusakan yang terjadi akibat gempa dengan magnitudo 6,7 yang terjadi di wilayah Kepulauan Mentawai. 

Daryono menjelaskan bahwa guncangan gempa yang terjadi pada pukul 04.09 WIB tersebut dirasakan di Siberut Utara dan Kepulauan Batu pada skala intensitas V-VI MMI.

Selain itu getaran akibat gempa dirasakan pada skala IV MMI di Padang dan Gunungsitoli; pada skala III MMI di Padang Panjang, Bukittinggi, Pasaman Barat, Tuapejat, dan Pariaman; serta pada skala II MMI di Dharmasraya, Payakumbuh, Kerinci, Tapanuli Selatan, Batusangkar, Padang Pariaman, dan Solok.

Jenis gempa dangkal

Menurut dia, gempa yang pusatnya berada di koordinat 0,71° LS dan 98,50° BT pada kedalaman 25 km itu merupakan jenis gempa dangkal akibat adanya aktivitas subduksi lempeng di Zona Megathrust Segmen Mentawai-Siberut.

"Hasil pemodelan tsunami oleh BMKG menunjukkan bahwa gempa ini tidak berpotensi tsunami karena kekuatannya belum mampu menciptakan deformasi dasar laut untuk menimbulkan gangguan kolom air laut," katanya dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Senin 14 Maret.

Hingga pukul 05.10 WIB, menurut hasil pemantauan BMKG, sudah terjadi empat kali aktivitas gempa susulan dengan magnitudo terbesar 6,0 setelah gempa dengan magnitudo 6,7 pada Senin dini hari.

Daryono mengatakan bahwa pusat gempa itu berada di zona kekosongan gempa besar di Kepulauan Mentawai bagian utara. Gempa besar yang terakhir terjadi di zona ini merupakan gempa dengan kekuatan 8,5 yang terjadi 225 tahun lalu, tepatnya pada 10 Februari 1797.

Artikel ini pernah tayang sebelumnya di VOI, Waktunya Merevolusi Pemberitaan!

Ikuti artikel dan berita Sulsel terkini, klik link berikut untuk update info terbaru.