Pimpinan Myanmar Aung San Suu Kyi Batalkan Kampanye Pertamanya karena Pandemi
Presiden Jokowi bertemu Aung San Suu Kyi pada KTT ke-34 Asean di Bangkok pada 2019 (Foto: Twitter @jokowi)

Bagikan:

JAKARTA -  Pemimpin Myanmar Aung San Suu Kyi yang mencalonkan diri kembali untuk pemilihan umum, membatalkan kampanye perdananya, Senin, 7 September karena wabah COVID-19 kian memburuk negeri tersebut.

Dilansir Antara, Selasa, 8 September, Myanmar melaporkan 100 kasus positif COVID-19 baru, Minggu, 6 September, angka terbesar sejak pasien pertama ditemukan pada Maret.

Sementara itu, Senin, 7 September, pemerintah Myanmar menemukan 45 kasus COVID-19 baru hanya dalam waktu 24 jam.

Suu Kyi, yang saat ini menjabat sebagai Penasihat/Konselor Negara, dijadwalkan, Selasa, 9 September akan berkampanye menemui langsung para pemilihnya, di Yangon, salah satu pusat dagang di Myanmar.

Otoritas setempat menetapkan hari pertama untuk kampanye, Selasa, 8 September, sementara pemilu dijadwalkan berlangsung pada 8 November.

Namun, lewat tayangan di media sosial Facebook, Suu Kyi mengatakan menteri kesehatan menganjurkan agar ia membatalkan rencana kampanyenya.

Suu Kyi mengatakan, menteri kesehatan merupakan orang paling berkuasa selama pandemi sehingga tiap orang wajib mematuhi instruksi kementerian.

Juru bicara Liga Nasional untuk Demokrasi, partai yang saat ini berkuasa di Myanmar, belum menanggapi pertanyaan terkait isu tersebut.

Myanmar sempat bebas penularan lokal selama beberapa minggu sampai pertengahan Agustus. Otoritas kesehatan setempat saat itu melaporkan klaster penularan baru di Rakhine.

Sejak saat itu, jumlah pasien positif naik lebih dari dua kali lipat jadi 1.464 orang dan delapan di antaranya meninggal dunia.

Seorang staf yang bekerja untuk Suu Kyi di kediamannya, Yangon, positif tertular COVID-19 pekan lalu. Suu Kyi pada Senin mengatakan ia prihatin mendengar kabar tersebut.

Sejumlah dokter mengaku khawatir wabah dapat kian memburuk mengingat kurangnya fasilitas layanan kesehatan yang lama tak terurus saat Myanmar dikuasai oleh junta militer.