Omicron Sudah Masuk ke Indonesia, PKS: Pemerintah Harus Utamakan Kesehatan dengan Pertimbangan Sains
ILUSTRASI UNSPLASH

Bagikan:

JAKARTA - Varian baru COVID-19, Omicron, dinyatakan sudah masuk ke Indonesia usai salah satu petugas kebersihan di Wisma Atlet terkonfirmasi positif virus asal Afrika Selatan tersebut.

Anggota Komisi IX DPR dari Fraksi PKS Kurniasih Mufidayati mengingatkan pemerintah agar pertimbangan sains dan kesehatan menjadi pertimbangan utama dalam merespons masuknya varian Omicron ke Indonesia.

Pemerintah, kata dia, juga harus konsisten terhadap kebijakan yang tidak membingungkan masyarakat. Apalagi informasi soal varian Omicron ini juga menjadi kekhawatiran tersendiri bagi publik.

"Apa pun respons pemerintah dalam bentuk kebijakan untuk menghadapi Omicron harus mengutamakan kesehatan dan berbasis sains. Ini krisis kesehatan sehingga pertimbangan kesehatan yang harus jadi pertimbangan utama," ujar Kurniasih, Kamis, 16 Desember.

Politikus PKS itu meminta pemerintah menyiapkan semua bentuk mitigasi terkait penularan varian baru ini. Mulai dari lebih menggencarkan test sebagai langkah awal, fasilitas karantina sebagai bagian pencegahan, kesiapan faskes untuk perawatan hingga upaya lebih gencar dalam vaksinasi.

Mufida mendesak, tracing dilakukan ke semua kontak erat kasus konfirmasi pertama dan dilanjutkan test massif sebagai upaya mitigasi. Menurutnya perlu perlindungan yang menyeluruh bagi masyarakat yang tengah menjalani karantina mandiri maupun petugas khususnya di Wisma Atlet.

"Intinya masifkan lagi 3T sebagai respons awal. Satu petugas Wisma Atlet terkonfirmasi varian Omicron tanpa gejala, amat mungkin sudah ada kasus lainnya yang tanpa gejala sebelumnya. Apalagi sifat varian ini penularannya lebih cepat. Mitigasi dini mulai harus dilakukan karena momentumnya bersamaan dengan libur Nataru," ungkap Mufida.

Mufida menilai, salah satu pekerjaan krusial menghadapai varian ini adalah semakin menggencarkan testing kemudian melakukan karantina terpusat bagi yang terkonfirmasi positif. Meski disebut bergejala ringan, kata dia, tapi kesiapan faskes dalam menghadapi varian ini tidak boleh lengah. Terlebih sudah ditemukan satu kasus kematian akibat varian ini di Inggris.

"Krisis faskes saat varian Delta kemarin sudah harus jadi alarm. Bagaimanapun laporan menunjukkan tetap ada gejala akibat varian ini artinya tetap perlu tindakan medis dalam penanganan varian Omicron," tegasnya.

Percepatan vaksinasi menurutnya sudah mulai harus digandakan hingga menjelang akhir tahun. "Masuknya Omicron bisa menjadi trigger bagi percepatan vaksinasi ini hingga mencapai 70 persen populasi sudah vaksinasi lengkap dua dosis," kata Mufida.