Penting untuk Diketahui: Tips Mencegah Aksi Penipuan Modus Gendam di Pusat Keramaian
Kabidhumas Polda Jateng Kombes Pol M Iqbal Alqudusy/ Foto: Polda Jateng

Bagikan:

MAKASSAR - Dibandingkan tahun sebelumnya, lonjakan arus mudik terjadi dengan jumlah yang signifikan. Aktivitas masyarakat meningkat baik sebelum ataupun sesudah Hari Raya Lebaran 2022. Banyak masyarakat yang memadati tempat atau pusat keramaian untuk melakukan perjalanan, seperti terminal, bandara, dan stasiun. Seiring aktivitas tersebut, masyarakat perlu waspada akan aksi kejahatan.

Mengenai aksi gendam yang beredar di masyarakat, melalui Kabidhumas Kombes Pol M Iqbal Alqudusy, Kapolda Jateng menegaskan bahwa kejahatan gendam banyak dilakukan di pasar atau pusat keramaian.

"Korbannya cukup banyak. Berdasarkan peristiwa di lapangan, kebanyakan korban gendam adalah para pedagang, pelaku perjalanan dan warga yang ada di pusat keramaian," kata Kombes Iqbal melalui pesan singkat, belum lama ini.

Pelaku gendam beraksi di pusat keramaian

Iqbal menjelaskan, kejahatan modus gendam banyak terjadi pada saat aktivitas ekonomi warga meningkat. Adapun para pelaku pada umumnya menyasar di pusat keramaian, terminal maupun pertokoan dan pasar.

"Dijumpai juga, pelaku perjalanan yang menjadi korban gendam. Masa persiapan lebaran dan mudik cukup rawan terhadap kejahatan jenis ini," tambahnya.

Pihak kepolisian, lajut Iqbal, sudah sejak dini mengerahkan tim patroli untuk mengantisipasi hal ini.

"Patroli secara terbuka dan tertutup serta himbauan kepada masyarakat terus dilakukan. Termasuk berkoordinasi dengan pengelola terminal dan pasar. Semua pihak kita ajak mengantisipasi gangguan Kamtibmas termasuk gendam," jelasnya.

Menurut Iqbal, pelaku kejahatan bermodus gendam memanfaatkan trik-trik hipnotis untuk memainkan alam bawah sadar calon korbannya.

Para korban dibuat linglung dan seringkali baru tersadar ketika para pelaku sudah melarikan diri setelah melancarkan aksinya.

"Untuk penindakan, polisi sebenarnya sudah banyak menangkap pelaku gendam. Terhadap mereka yang terbukti melakukan aksi gendam atau hipnotis, polisi bisa menjerat pelaku dengan pasal 378 KUHP karena sebenarnya hipnotis (gendam) merupakan serangkaian tipu muslihat perkataan atau rangkaian bohong, bujuk rayu yang meyakinkan orang lain agar mengikuti perkataan yang diucapkan si pelaku," tandasnya.

Menurut Iqbal, ada sejumlah tips agar warga tidak menjadi korban gendam. Sejauh ini, tips ini terbukti aman untuk mencegah ataupun menggagalkan aksi pelaku gendam.

"Namun yang pasti, kita wajib berdoa dan memfokuskan pikiran sebelum melakukan aktivitas keluar rumah," tuturnya.

Tips mencegah aksi gendam

Iqbal mengingatkan, kondisi kelelahan di perjalanan juga berpotensi menyebabkan seseorang mudah digendam.

"Maka dari itu lebih baik kita ada teman atau keluarga saat melakukan perjalanan. Agar kita tetap fokus dan nyaman karena ada teman berbicara," kata dia.

Secara lengkap, menurut Iqbal, sejumlah tips ampuh untuk mencegah aksi gendam antara lain adalah:

1. Tidak membawa uang berlebihan, tidak membawa banyak barang berharga atau perhiasan mencolok.

2. Diupayakan tidak melakukan perjalanan seorang diri. Ajak keluarga atau teman untuk menyertai dalam perjalanan.

3. Selalu waspada dan hindarkan melamun. Kondisi paling rentan adalah ketika seseorang lelah atau tidak fokus.

4. Waspadai tepukan dari orang yang tak dikenal.

5. Berhati-hati terhadap orang yang baru dikenal, apalagi yang terlihat sok akrab dan ingin melakukan percakapan secara intens, dan

6. Waspadai ketika ada kejanggalan terhadap tubuh. Seperti tiba-tiba mengantuk, merasa mual dan pusing.

Inti dari sejumlah tips di atas, kata Iqbal, masyarakat harus tetap fokus dan banyak berdoa saat beraktivitas atau melakukan perjalanan.

"Apabila dirasa ada yang mencurigakan atau kurang beres, jangan ragu menghubungi petugas kepolisian dan petugas lain yang terdekat untuk meminta pertolongan," tambahnya.